
Potret Anak Sekolah di Kampung Serasah Aceh Singkil
Kitakini.news – Demi meraih mimpi dan cita-citanya, para pelajar di Kampung Serasah, Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Naggroi Aceh Darus Salam (NAD) terpaksa menggunakan sampan kecil saat akan berangkat sekolah.
Pasalnya kampung mereka berada di seberang sungai selebar 90 meter, dan tanpa ada jembatan penghubung dengan lokasi sekolah di kampung sebelah.
Kondisi ini diceritakan Jakiran Barus (25), seorang warga Kampung Serasah. Bahwa aktivitas menyeberang sungai sudah sejak lama dilakoni para pelajar di sana.
“Sebenarnya kondisi ini sangat memprihatinkan bang, soalnya anak-anak kampung Serasah yang mau berangkat sekolah setiap hari harus menggunakan sampan menyebrangi sungai selebar 90 meter supaya sampai ke tempat mereka menimba ilmu di Desa Cibubukan,” ujar Jaki.
Sungai tersebut kata Jaki, memisahkan Kampung Serasah dengan Desa Cibubukan, dimana tempat tinggalnya itu merupakan perkampungan tertua di sana yang ditinggali sebagian besar masyarakat kedua kampung.
Namun karena keterbatasan akses akibat dipisahkan sungai lebar ini, maka perlahan masyarakat mulai meninggalkan Kampung Serasah dan berpindah ke Desa Cibubukan di seberang sungai.
“Sehingga Kampung Serasah sekarang kondisinya cukup tertinggal dan butuh perhatian,” ujarnya kepada wartawan, kemarin.
Jaki pun berharap agar pemerintah dapat membangun jembatan penghubung agar akses masyarakat di desa tersebut bisa lebih mudah dan tidak membahayakan, terutama saat kondisi air sungai sedang naik.
“Karena kondisi sungai yang cukup deras dengan kedalaman hingga 4 meter, jikalau banjir tentu sangat berbahaya dan bisa memakan korban,” pungkasnya.
Kontributor: Efendi Jambak