Kitakini.news – Islam mensyariatkan untuk mencium serta mengusapkan tangan pada batu hitam (hajar aswad) ini. Hal tersebut sesuai dengan riwayat Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘anhu, yang suatu saat mendatangi Hajar Aswad lalu menciumnya, Umar berkata,
إِنِّي أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ، لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ، وَلَوْلاَ أَنِّي رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ
“Sungguh, aku tahu, kamu hanya batu. Tidak bisa memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku ini tak pernah sekalipun melihat Rasulullah Shollahu alaihi wa sallam menciummu, aku pun enggan menciummu,” (Hadits Riwayat Bukhari).
Mengungkap Fakta Dalam Penelitian Hajar Aswad
Paul Partsch, salah seorang kurator batu mineral pada era kekaisaran Austria-Hungaria, di tahun 1857, menerbitkan catatan sejarah Hajar Aswad.
“Diduga Hajar Aswad berasal dari batu meteor yang jatuh ke bumi,” kata Paul.
Namun akhirnya, dugaan Paul Partsch ini terbantahkan dengan beberapa fakta-fakta penelitian yang terungkap, di antaranya
1. Hajar Aswad bukan berasal dari bumi.
Para peneliti tidak ada yang mampu mengungkap usia Hajar Aswad. Mereka hanya menyebutnya sebagai batu yang paling tua di dunia.
Biasanya dengan teknologi karbonisasi dan timbal, ilmuan akan mampu mengetahui usia suatu fosil, usia lapisan tanah dan semacamnya. Padahal di antara ilmuan tersebut, terdapat beberapa orang astrofisikawan dari NASA.
2. Tidak ada satupun ilmuan yang pernah menemukan di dalam bumi, batu sejenis hajar aswad.
Hajar Aswad memiliki tingkat kerapatan yang berbeda dengan batu yang ada di bumi maupun pada kosmos. Sehingga para ilmuan tidak pernah menemukan jenisnya yang sama baik dari bumi maupun dari pecahan meteor.
3. Mencium Hajar Aswad aromanya yang harum.
Keunikan lainnya dari Hajar Aswad adalah memiliki aroma harum yang tidak pernah hilang hingga saat ini. Seperti dilansir kaltim.tribunnews.com (18/2/2018).
Islam: Mencium Hajar Aswad, Batu Surga yang Diturunakan Allah ke Bumi
Diterangkan dalam sebuah hadits,
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « نَزَلَ الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ »
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Hajar Aswad turun dari surga, dalam kondisi berwarna lebih putih dari air susu. Kemudian, dosa-dosa anak Adam-lah yang membuatnya sampai berwarna hitam,” (Hadits Riwayat at Tirmidzi). Dishahihkan oleh al Albani. Ditulis dalam Shahih Sunan at Tirmidzi no. 877.
Dalam hadits lain, Nabi Muhammad Shollallahu ‘allaihi wa sallam bersabda,
مَنْ فَاوَضَهُ، فَإِنَّمَا يُفَاوِضُ يَدَ الرَّحْمَنِ
“Barang siapa bersalaman dengannya (Hajar Aswad), seolah-olah ia sedang bersalaman dengan Allah yang maha pengasih,” (Hadits Riwayat Ibnu Majah no.2957).