Kitakini.news – Suka dan duka dalam kehidupan merupakan takdir Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Untuk itu, Umat Islam diingatkan, jangan berlebihan dalam menghadapi kegembiraan dan kesedihan.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (Surah al Hadiid, ayat 23).
Baca juga : Mencium Hajar Aswad, Mengungkap Fakta Batu Surga
Rasulullah: Mencintai atau Membenci lah Sekadarnya Saja, Jangan Berlebihan
Dalam sebuah hadits diterangkan, bagaimana seharusnya sikap kita dalam kegembiraan untuk mencintai dan luapan kesedihan ketika membenci.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu secara marfu’,
أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَكَ يَوْمًا مَا، وَأَبْغِضْ بَغِيضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْمًا مَا
“Cintailah kekasihmu sewajarnya, karena bisa jadi suatu saat dia akan menjadi seorang yang engkau benci. Dan bencilah orang yang engkau benci sewajarnya saja karena bisa jadi suatu saat dia akan menjadi kekasihmu,” (Hadits Riwayat Tirmidzi, dan dishahihkan oleh syaikh Al Albani).
Hadits di atas memiliki pesan bahwa segala sesuatu yang datang dalam kehidupan kita, merupakan takdir Allah. Sehingga dalam menyikapinya harus bijaksana. Jangan sampai berlebihan.
Baik itu kejadian yang menggembirakan hati kita, maupun membuat hati kita bersedih dalam musibah yang tidak kita harapkan.
Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala Maha Mengetahui yang terbaik dari setiap kejadian yang ditimpakan kepada hambanya.
Prof. Dr. M. Mutawalli Asy Sya’rawi, menjelaskan bahwa bisa jadi kenikmatan itu malah merugikanmu.
“Kenikmatan datang kepada Anda, bisa sebagai ujian, yaitu kenikmatan itu malah merugikanmu. Ini terjadi mungkin karena Anda tidak melaksanakan hak Allah,” ungkap Prof. Mutawalli.
Dalam menyikapi nikmat yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Prof Mutawalli menambahkan, bahwa kita harus penuhi hak-hak Allah pada diri kita.
“Sebaiknya, jika Anda mendapat kenikmatan, Anda tetap menjalankan kewajiban dengan melaksanakan hak-hak Allah dan jika Anda kehilangan kenikmatan, anggaplah bahwa itu adalah sesuatu yang sudah lewat,” jelas Prof. Mutawalli, dalam kitabnya “Anta Tas alu Wal Islaamu Yujiibu” (edisi Indonesia, Cet.1, 2007, hal.53).
Kejadian Suka Cita yang Berakhir Duka
Seperti yang dirangkum kitakini.news, dalam enam bulan terakhir di tahun 2019 ini, terdapat beberapa kejadian suka cita yang berakhir dengan duka yang mendalam.
1. Seorang warga kabupaten Mandailing Natal (Madina) yang sedang rekreasi tewas tenggelam karena perahu yang ditumpanginya terbalik, di kawasan Danau Siais, kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara pada Ahad (24/11/2019).
2. Seorang manager PLN ULP Kepahiang, tewas ketika berwisata arum jeram, di perairan Air Sungai Ketahun, desa Talang Ratu, kecamatan Rimbo Pengadang kabupaten Lebong, Ahad (22/9/2019).
3. Pulang berlibur Idul Fitri, Satu keluarga yang menaiki mobil Xpander tewas dalam kecelakaan maut di Ruas Tol Cipali Km 150+900 kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Diketahui mereka bertolak dari Kawasan Wisata Dieng Wonosobo menuju pulang ke rumahnya di daerah kota Bekasi. Dilansir tribunnews.com, Senin (17/7/2019).
4. Terjatuh dari perahu saat berlibur, dua wisatawan tewas, di Telaga Biru Cioka, kampung Cigaru, kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Ahad (16/6/2019).
5. Saat berlibur, 12 remaja yang berasal dari Katibung, Lampung Selatan, berakhir dengan maut. Lima di antaranya tewas tenggelam setelah tergulung ombak saat tengah berenang di pantai Dusun Sinar Laut, desa Tarahan, kecamatan Katibung, Lampung Selatan, Kamis (6/6/2019).
Editor : Sukri Harahap