Kitakini.news – Puluhan jurnalis perempuan dari Aceh hingga Papua, yang tergabung dalam Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) bincang bersama melalui live zoom dalam memperingati Hari Kartini, Selasa (21/4/2020).
Jurnalis dari kalangan hawa itu sepakat menulis pemberitaan tentang Covid-19 yang tidak menambah stigma negatif di masyarakat. Hal itu disepakati dalam bincang-bincang dengan topik ‘Jurnalis Perempuan Bicara Kartini Di Era Pandemik Virus Corona’,
“Wartawan menjadi perpanjangan tangan kegelisahan masyarakat, itu menjadi sesuatu kepuasan. Kita bisa membuat berita yang bisa menenangkan,” ucap Ketua FJPI, Uni Lubis.
Pemimpin Redaksi IDN Times ini menuturkan, dalam membuat berita pasien Covid-19, wartawan harus tetap meminta izin terlebih dahulu saat memberitakannya di media masing-masing. Hal tersebut dinilai tepat, meskipun pasien sudah terbuka melalui media sosialnya
“Selama pasien mau membuka identitasnya, boleh dibuat. Sesuai dengan kode etik jurnalistik,” tuturnya.
Kalau jurnalis ingin melakukan edukasi atau penyadaran kepada publik, tuturnya, jurnalis membuat artikel-artikel positif.
“Jika pasien tidak mau membuka diri, jangan dipaksa. Yang paling penting story-nya, bukan identitasnya,” ungkapnya.
Melalui cerita pengalaman pasien Covid-19, lanjut Uni, diharapkan masyarakat bisa terhindar dari paparan penyakit ini. Salah satunya melalui pengalaman yang dibagikan pasien terpapar.
Senada, Petty Fatimah, Pemred Femina berkisah tentang tulisan seorang pasien Covid-19, yang baru sembuh. Sang narasumber, jelas dia, memang menginformasikan semua ceritanya secara terbuka ke media sosial miliknya.
“Tapi yang saya pelajari, perempuan dalam kata-kata menulis, punya kekuatan dalam empati. Kita bisa memasukkan unsur empati secara leluasa melalui tulisan. Ini mungin tidak secara langsung menjawab kekhawatiran. Bagaimana kita tidak menambah stigma,” ungkap Editorial Director Prana Group ini.
Jurnalis Perempuan Diimbau Jaga Kesehatan Fisik dan Psikis
CEO AsiaViews, Yuli Ismartono menyarankan kepada para jurnalis selain menjaga terpapar Covid-19, juga menjaga kesehatan mental.
“Caranya, di manapun kita berada, penting beristirahat, olahraga, makan yang banyak. Yang penting jeda agar tidak stres,” jelasnya.
Pernyataan ini dibenarkan Pimpinan Redaksi RTV, Yulia Supadmo mengaku asmanya pernah kumat tanpa bisa diobati dengan obat. Rupanya dia pernah mengalami panic attack karena stres menghadapi pandemi Covid-19.
“Untuk itu, saat ini setiap tiga jam bekerja, saya akan off 20 menit. Saya akan matikan HP, tidak akan urusi corona sama sekali,” ungkapnya.
Dia menyarankan agar jurnalis FJPI pun melakukan hal serupa. Menjalankan hobi untuk menghilangkan stress karena menghadapi pandemi Covid-19 ini.
Sementara News Director Kompas Tv, Rosianna Silalahi menuturkan, hingga kini belum semua orang paham tentang pandemi Covid-19 ini.
“Bahkan di redaksi sering harus diingatkan menggunakan masker. Padahal kita harus live bisnis seperti biasa,” tuturnya.
Rosianna pun mengaku, saat ini dia beruntung. Lantaran dikelilingi oleh jurnalis-jurnalis perempuan yang andal, yang bekerjasama dengannya.
Kontributor : Amelia Murni