Kitakini.news – Roy Suryo, mantan politisi Partai Demokrat dan mantan Menteri Pemuda dan OIahraga, menilai, buzzer rezim berpotensi memecah belah anak bangsa. Pakar Telematika tersebut menyarankan, agar influencer peliharaan rezim dikenali dan dipublikasikan, agar masyarakat tidak lagi memercayainya.
Pernyataan tersebut disampaikan Roy Surya pada cuitan di akun Twitter miliknya @KRMTRoySuryo2 Selasa (1/9/2020).
Pria dengan nama lengkap Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo, mengatakan, hal tersebut diperlukan agar masyarakat tahu. Selain itu dia menilai, karena influencer tersebut, humas resmi pemerintah tidak berfungsi. Influencer juga dinilai banyak menghabiskan uang rakyat.
“Tweeps, Karena banyak ditengarai membuat Fungsi PR (Humas) Resmi Pemerintah Makan Gabut, Menghabiskan Uang Rakyat hampir 100 Milyar & Berpotensi Memecah belah Anak Bangsa,
Ada baiknya Influencer2 Piaraan Rezim ini dikenali & dipublish agar Masyarakat tahu (& tidak dipercaya lagi)” demikian cuitannya.
Tweeps,
Karena banyak ditengarai membuat Fungsi PR (Humas) Resmi Pemerintah Makan Gabut, Menghabiskan Uang Rakyat hampir 100 Milyar & Berpotensi Memecah belah Anak Bangsa,
Ada baiknya Influencer2 Piaraan Rezim ini dikenali & dipublish agar Masyarakat tahu (& tidak dipercaya lagi) https://t.co/VuFPA2Isa3— KRMT Roy Suryo (@KRMTRoySuryo2) September 1, 2020
Di cuitan sebelumnya di hari yang sama, Roy Suryo juga menilai, keberadaan inflluencer mestinya hanya sebagai suplemen, digunakan jika perlu. Namun kenyataannya yang terjadi kata dia, peran influencer atau pemengaruh, seperti makanan pokok. Hal itu menyebabkan fungsi lembaga-lembaga humas milik pemerintah jadi tak bermanfaat.
“Tweeps, Inilah kalau sudah Mulai Kehilangan Akal Sehat, Influencer itu seharusnya hanya Ibarat Bumbu (Suplemen) saja, digunakan bila perlu. Bukan dijadikan Makanan Pokok spt sekarang ini, sehingga Lembaga2 PR Resmi jadi unFaedah. Apa dibubarkan saja daripada hanya Boros Anggaran?” cuitnya.
Sebelumnya, pihak istana kepresidenan menyebut, peran influencer penting dalam setiap kebijakan yang dilakukan pemerintah. Fadjroel Rachman, Juru Bicara Kepresidenan, dilansir dari republika.co.id, Senin (31/8/2020) menyatakan, influencer sebagai aktor digital. Perannya yakni menjembatani jalur komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat.
“Aktor digital, termasuk influencer, akan terus berkembang dalam peran-peran penting membangun jaringan informasi yang berpengaruh terhadap aktivitas produktif sosial ekonomi dan politik,” ucap Fadjroel dalam rilis resmi.
Hangat Soal Buzzer Rezim, Fahri Hamzah Posting Cuitan Satire
Mantan wakil ketua DPR RI, Fahri Hamzah melontarkan kalimat bernada satire dengan menyebutkan kata buzzer dalam cuitannya. Dia juga mengatakan, dosa terbesar presiden adalah membuat rakyat berantan sesama rakyat, di akun Twitter miliknya @Fahrihamzah.
“Dosa terbesar para buzzer adalah membuat sebagian rakyat berantem sama presiden..tapi dosa terbesar presiden adalah membuat rakyat berantem sesama rakyat.presiden negara mana maksudnya ini?” cuitnya Selasa (1/9/2020).
https://twitter.com/Fahrihamzah/status/1300581887975411717