Kitakini.news- Hasil seleksi fit and proper test Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Kementerian Ekonomi dan Pariwisata sudah masuk ke penjaringan 6 besar. Harry Patria menjadi salah satu kandidat kuat mengisi jabatan itu.
Seleksi interview akhir selanjutnya akan dilaksanakan, Kamis (21/01/2020).
Sebagai anak Medan asli dari Ayah Melayu dan Ibu Batak Siregar, Harry Patria memiliki bekal yang cukup menjadi Dirut BPODT.
Harry merupakan insinyur lulusan Teknik ITB yang berpengalaman lebih dari 13 tahun di berbagai perusahaan multinasional, BUMN dan BHMN. Mulai dari industri minyak dan gas, energi, investasi pengembangan kawasan, hingga berkarir sebagai Vice President Pengembangan Bisnis dan Perencanaan Strategi di PT Berdikari (Persero) yang berlokasi di depan istana Presiden.
Lulusan terbaik SMA Negeri 11 Medan ini sudah menjadi insinyur sejak 2008. Harry membangun sejumlah fasilitas migas di darat dan di laut. Seperti process engineer untuk eksplorasi laut dalam Gendalo Gehem, Chevron Kalimantan.
Pada saat bekerja di SKK Migas dan PGN, beliau juga ditunjuk menjadi tim ahli pengembangan infrastruktur gas KEK Belawan dan Sei Mangke. Selain itu, Koordinator pengembangan LNG SKK Migas untuk FSRU Lampung PGN, FSRU Teluk Jakarta Pertamina-PGN, pipanisasi PGN di Jawa Barat dan Sumatera.
Saat bekerja di perusahaan multinasional, anak Medan penyuka durian ini juga menjadi team leader pengembangan Kawasan pasar modern Angso Duo. Serta, pimpinan pengembangan bisnis untuk proyek BOT Payo Selincah 100 MW yang bernilai hingga Rp 1 Triliun.
Selain menjadi pimpinan di BUMN, Harry juga menjadi dosen di sekolah bisnis dan manajemen khusus untuk level S2 di SBM MBA ITB dengan mata kuliah strategi bisnis dan pemodelan perusahaan sejak tahun 2020.
Lulusan terbaik S2 Ilmu Ekonomi UI ini juga mengajar sejak 2016 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI di program S2 Ilmu Ekonomi dengan mata kuliah Mikroekonomi dan Ekonometri.
Selama pandemi, Putra kedua dari Dr. OK. Henry, M.Si, Tokoh Melayu Sumut dan Kepala Inspektorat Provinsi Sumatera Utara (2017-2019) ini juga mengisi ratusan webinar akademik, komunitas. Hingga menjadi penguji berbagai ujian di level master dan doktor.
Pria pengidola klub PSMS dan AC Milan ini, juga aktif memimpin organisasi terbesar anak Medan di ITB dan Bandung Raya. Harry pun pernah menjadi Presiden IMMAM tahun 2006, Koordinator KM ITB, Wakil Sekjen Alumni IMMAM Indonesia serta Kepala Divisi Informasi dan Komunikasi Penerima Beasiswa LPDP Kemenkeu tahun 2016.
Saat itu, Harry mensupervisi pembangunan Taman Baca dan Program Pemberdayaan Masyarakat dengan Pendidikan dan Kewirausahaan di Desa Sasak, Tanggerang.
Selain itu, Harry juga mendalami data science, Big Data dan Internet of Things dengan menjadi konsultan data dan strategy independent untuk transformasi data dengan Tableau dan Python programming di sejumlah perusahaan besar yaitu Telkom Indonesia, PGN, Paragon (Wardah), Semen Indonesia Gresik, Indekstat dan lainnya.
Bahkan di tahun 2020, public figure di linkedin dengan lebih 30,000 followers ini mendirikan komunitas GaneshaX Machine Learning & Strategy. Fokusnya pada pengembangan learning ecosystem untuk transformasi data and strategy menjadi value creation.
Ini Strategi Harry Patria Majukan BPODT
Pria lulusan terbaik dan tercepat Doktor Manajemen Strategi UI ingin mengabdikan di pentas nasional diri setelah 17 tahun merantau. Hal itu sesuai dengan semboyan Batak yaitu Marsipature Hutanabe.
Ekonom milenial dan pengidola Pak Sandiaga Uno berpendapat fungsi otoritatif dan koordinatif harus dipercepat dengan 2 hal. Yakni, leadership dan entrepreneurship.
Pengembangan kawasan membutuhkan leader dengan kapasitas intelektual, networking luas serta punya reputasi di tingkat global.
Menurut beliau, pimpinan BPODT harus mampu mentranslasi vision dari pemerintah pusat dan kementerian. Serta mempercepat eksekusi di lapangan dengan program-program yang tepat sasaran.
Selain itu, harmonisasi kebijakan dan hubungan antara kelembagaan, inovasi perizinan, pengembangan, yang melibatkan peran komunitas akademisi, pebisnis, masyarakat, pemerintah dan media secara berkelanjutan.
