Kitakini.news – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) memaparkan kondisi update 9 orang utan repatriasi dari Malaysia. Meski sebagian masih ketakutan dan manja, hingga Rabu (3/3/2021), mereka sudah mulai normal, nyaman dan berpotensi dilepasliarkan.
Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi menjelaskan, sembilan satwa dilindungi itu adalah barang bukti kasus perdagangan satwa ilegal di Malaysia yang pelakunya sudah dihukum. Orang utan itu direpatriasi melalui Bandara Internasional Kualanamu, Jumat (18/12/2020), kemudian direhabilitasi di PKOS di Batu Mbelin, Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang.
Orang utan itu bernama Unas (betina) 12 Kg, Shielda (betina) 17 Kg, Yaya (betina) 21 Kg, Ying (betina) 15 Kg, Mama Zila (betina) 17 Kg. Selain itu, Feng (jantan) 18 Kg, Papa Zola (jantan) 20 Kg, Payet (jantan) 11 Kg, dan Sai (jantan) 17 Kg.
“Secara fisik semua orangutan sehat dan telah menjalani serangkaian test kesehatan termasuk COVID-19 dengan hasil semua negatif,” ujar Hotmauli.
Dia menjelaskan, sebelum dikembalikan ke Indonesia, selama di Malaysia kesembilan orangutan tersebut dititip dan dirawat di National Wildlife Rescue Center di Sungkai Perak – Malaysia.
“Orangutan Feng pada saat datang sangat hati-hati dan butuh waktu lama untuk memindahkannya dari kandang transportasi ke kandangnya sekarang. Kondisinya saat ini baik, lebih rileks dan pergerakannya tidak seaktif orangutan lainnya serta cenderung kalem. Kondisinya masih normal,” jelasnya.
Ini Kondisi 9 Orang Utan Repatriasi dari Malaysia
Orangutan Sai awalnya juga takut dengan orang dan lebih tegang, tapi saat ini sudah mulai rileks. Hanya saja belum bisa terlalu dekat dengan orangutan ini. Sementara itu, orangutan Shielda awalnya terlihat lebih stres dan menjaga jarak. Berselang waktu, Shielda sudah mulai percaya dengan orang asal dianggap dekat dengan orangutan.
“Kondisi lebih nyaman dengan staf perempuan. Shielda ini digabung dalam satu kandang dengan Sai karena informasi sebelumnya mereka bergabung dalam satu kandang,” katanya.
Untuk Ying, yang awalnya sangat takut dan selalu menjauh, saat ini juga lebih nyaman dan mulai bisa memercayai orang-orang di sekitarnya. Yaya, yang badannya paling besar dari yang lain, juga stres pada awalnya serta kelelahan karena perjalanan, kini sudah membaik. Begitu juga dengan Payet dan Unas, awalnya takut kini sudah mulai nyaman. Yaya, Payet dan Unas digabung dalam satu kandang.
“Zila, saat datang tak mau dekat dengan orang dan sering bersuara untuk memberi tanda untuk menjauh. Sedangkan Zola, awalnya stres dan kelelahan, pemulihannya relatif cepat. Zola adalah jenis orangutan yang manja,” urainya.
Supervisor Pusat Rehabilitasi dan Reintroduksi YEL-SOCP, Dokter hewan Citra Kasih Nente menambahkan, 9 orangutan itu berpotensi dilepasliarkan.
“Sejauh ini dengan pengalaman kawan-kawan yang menangani orangutan, perkiraan kita semuanya bisa dilepasliarkan,” ungkapnya.
Dia berharap tidak melakukan kesalahan dalam merehabilitasinya karena usia 9 orangutan itu masih sangat riskan.
“Kalau kami juga salah, itu bisa memengaruhi tingkat keberhasilan merkea nantinya untuk di alam. Tapi sejauh ini kita lihat semua punya potensi untuk dilepasliarkan. Cuma masanya, ada yang bisa cepat ada yang lama direhabilitasi,” pungkasnya.
Reporter : Syahrial Siregar