Kamis, 04 Juli 2024

Sumut Deflasi 0,33 Persen, Ekonom : Akan Jadi Deflasi Terbesar

Siti Amelia - Senin, 01 Juli 2024 16:03 WIB
Sumut Deflasi 0,33 Persen, Ekonom : Akan Jadi Deflasi Terbesar
tim pemantau harga pasar
Ilustrasi daging ayam dijual di pasar tradisional.

Kitakini.news - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Sumut secara bulanan atau month to month (mtm) mengalami deflasi sebesar 0.33 persen. Lebih tinggi dari deflasi nasional sebesar 0.08 persen.

Baca Juga:

Realisasi deflasi di Sumut masih sesuai dalam rentang target ekspektasi saya sebelumnya. Dan deflasi di Sumut pada bulan Juni membuat inflasi Sumut secara year to date (tahun berjalan) 2024 menjadi sebesar 1.65 persen.

Terkait rilis BPS ini, ekonom Sumut Gunawan Benjamin mengungkapkan ada beberapa catatan terkait dengan deflasi yang cukup besar di wilayah Sumut.

"Pertama deflasi pada bulan Juni 2024, akan menjadi deflasi terbesar Sumut di tahun ini. Kedua, cabai merah terpantau hanya menyumbangkan deflasi sebesar 0.02% secara bulanan, yang mengindikasikan bahwa komoditas cabai merah berpeluang menyumbang deflasi kembali di bulan Juli," tuturnya, Senin (1/7/2024).

Kemudian, sambung dia, yang ketiga, deflasi di Sumut terjadi disaat sisi supply mengalami peningkatan. Dan keempat ada dugaan dimana deflasi di Sumut mulai dipicu oleh melemahnya daya beli.

"Untuk masalah daya beli, saya menghitung menggunakan konsumsi daging ayam sebagai acuannya. Dimana konsumsi daging ayam pada semester I 2024 terpantau turun sekitar 13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya," tuturnya.

Gunawan bilang, penurunan konsumsi daging ayam ini memang bukan menjadi faktor utama deflasi. Tetapi menggunakan daging ayam sebagai tolak ukur utama dalam mengukur pengeluaran atau belanja masyarakat.

"Selain dikarenakan daging ayam menjadi sumber lauk yang banyak dikonsumsi semua lapisan masyarakat, daging ayam juga menjadi indikator bagaimana konsumsi kebutuhan hortikultura lainnya," ungkapnya.

Walau demikian, jelas dia, keputusan untuk membeli daging ayam juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu, harga komoditas subtitusinya seperti ikan segar, sisi persediaannya, hingga habit atau kebiasaan masyarakat pada bulan-bulan tertentu selama hari besar keagamaan dan nasional.

Dan untuk penomena penurunan harga daging ayam yang menyumbang deflasi pada bulan Juni, masih lebih kental dipengaruhi oleh peningkatan persediaan.

"Temuan penurunan konsumsi ini harus tetap diwaspadai, karena ini bisa juga menjadi indikasi melemahnya daya beli masyarakat. Selain itu, sekalipun deflasi Sumut di bulan Juni ini akan menjadi deflasi yang terbesar. Namun, bukan berarti Sumut di bulan lain akan mencetak inflasi. Masih ada peluang Sumut akan mencetak deflasi Kembali," tuturnya.

Kata Gunawan, deflasi yang dipicu oleh penurunan daya beli akan mudah terlihat di lapangan. Ciri-cirinya adalah adanya gangguan supply atau persediaan yang dipicu oleh banyak hal misalkan cuaca, namun disisi lain harga justru bergerak turun atau tidak mengalami kenaikan.

"Saya menghitung di bulan Juli ini harga daging ayam masih berpeluang bergerak dalam rentang Rp 21 ribu hingga Rp 30 ribu per Kg," pungkasnya.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Angka Kemiskinan Sumut Turun 0,16 Poin dalam Setahun

Angka Kemiskinan Sumut Turun 0,16 Poin dalam Setahun

Diprediksi Deflasi Idul Adha akan Lebih Besar dari Idul Fitri

Diprediksi Deflasi Idul Adha akan Lebih Besar dari Idul Fitri

Mei 2024 Sumut Inflasi 0,48 Persen, Cabai Merah Masih 'Pedas'

Mei 2024 Sumut Inflasi 0,48 Persen, Cabai Merah Masih 'Pedas'

Bobby Nasution : Cinta Statistik Menuju Pembangunan yang Baik

Bobby Nasution : Cinta Statistik Menuju Pembangunan yang Baik

Kualitas SDM Core BPS, Pengembangannya Jadi Tanggungjawab BPS

Kualitas SDM Core BPS, Pengembangannya Jadi Tanggungjawab BPS

Real Estate Satu-satunya Lapangan Usaha yang Kontraksi di Tahun 2023

Real Estate Satu-satunya Lapangan Usaha yang Kontraksi di Tahun 2023

Komentar
Berita Terbaru