IHSG Ditutup Melemah, Tekanan Jual Menghantui Pasar Saham Asia
Kitakini.news - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada perdagangan hari Selasa (26/11/2024), meskipun sempat menunjukkan perlawanan di awal sesi.
Baca Juga:
Setelah sempat menguat di level 7.341 pada sesi pagi, IHSG berbalik arah dan ditutup di level 7.245,888, mengalami penurunan sebesar 0,93%. Penutupan tersebut tercatat sebagai level terendah sepanjang sesi perdagangan.
Ekonom Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, menjelaskan bahwa tekanan jual yang terjadi pada IHSG juga mencerminkan sentimen yang sama pada bursa saham lainnya di Asia.
"Di tengah melemahnya IHSG, kinerja mata uang rupiah juga tidak mampu mengatasi tekanan pasar. Rupiah bahkan sempat terdepresiasi mendekati level 16.000 per USD, dan ditutup di angka 15.925 per USD," terangnya.
Sementara itu, imbal hasil obligasi AS 10 tahun menunjukkan perbaikan, berada di kisaran 4,3%, yang semakin membebani nilai tukar rupiah.
Tekanan ini terus berlanjut sepanjang sesi perdagangan, dengan pasar semakin khawatir menjelang rilis data ekonomi AS yang akan diumumkan pada Rabu dini hari.
Data yang dinantikan, seperti indeks kepercayaan konsumen AS yang diproyeksikan meningkat, berpotensi menjadi tantangan bagi pasar saham Indonesia.
Selain itu, risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) dan data ekonomi lainnya yang menunjukkan penguatan ekonomi AS berisiko menambah sentimen negatif bagi pasar keuangan Indonesia.
Di sisi lain, harga emas juga melanjutkan tren pelemahan. Pada perdagangan sore ini, harga emas tercatat turun ke level $2.624 per ons troy, atau sekitar 1,34 juta rupiah per gram.
Pelaku pasar diperkirakan akan tetap berhati-hati menantikan rilis data ekonomi global yang berpotensi mempengaruhi pergerakan pasar ke depan.