Deflasi Februari 2025 Menurut Ekonom: Dipicu oleh Pasokan yang Melimpah

Kitakini.news - Ekonom Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengungkapkan deflasi yang terjadi di Sumut dan secara nasional pada bulan Februari 2025 masing-masing sebesar 0,63% dan 0,48% secara bulanan, bukanlah indikasi melemahnya daya beli masyarakat.
Baca Juga:
Menurutnya, penurunan harga ini lebih disebabkan oleh peningkatan pasokan barang di pasar, yang berhasil menekan harga di level konsumen.
"Deflasi kali ini didorong oleh beberapa faktor, di antaranya adalah penurunan tarif listrik yang diberikan oleh pemerintah, serta penurunan harga komoditas pangan seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, minyak goreng, dan daging ayam," jelas Gunawan, Selasa (4/3/2025).
Dia menambahkan bahwa penurunan harga ini sudah mulai terlihat sejak dua pekan terakhir Januari dan berlanjut hingga Februari.
Gunawan juga mengingatkan bahwa meskipun deflasi ini tidak disebabkan oleh melemahnya daya beli, kondisi ekonomi masyarakat tetap perlu diperhatikan.
"Daya beli masyarakat di tahun 2025 ini masih cukup mengkhawatirkan, terutama dengan ekspektasi melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional," tuturnya.
Gunawan menilai bahwa potensi deflasi lanjutan masih ada, terutama menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri, yang akan menjadi ujian bagi daya beli masyarakat.

Ungkap Kasus Besar, 56 Personel Polrestabes Medan Dapat Reward

Polres Padangsidimpuan Dampingi Pemko Cek Harga dan Stok Bahan Pokok

Harga Beras dan Gula di Kota Medan Masih Tinggi, KPPU Ingatkan Distributor

Tanggapi Keluhan Pedagang di Pasar Petisah, Ini Kata Rico Waas!

Berikut Hasil Pemantauan Harga Pangan Jelang Ramadan
