Rabu, 16 April 2025

Kacang Koro Pedang, Solusi Pangan dan Inovasi Pertanian Lokal di Tanah Karo

Abimanyu - Selasa, 15 April 2025 14:27 WIB
Kacang Koro Pedang, Solusi Pangan dan Inovasi Pertanian Lokal di Tanah Karo
Ketua DPD PAPTAKI Sumut KH Mega Miko, didampingi Sekretaris, Jevon Sitinjak dan sejumlah pengurus DPD lainnya menyerahkan mandat sekaligus bibit kacang koro pedang kepada pemegang mandat DPC PAPTAKI Kab. Karo, Medi Sembiring, Mika Gabriel Meliala dan Serv
Kitakini.news - Dalam langkah nyata mendukung ketahanan pangan nasional dan membuka peluang ekonomi baru, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Pembudidaya Tanaman Koro Indonesia (PAPTAKI) Sumatera Utara menyerahkan mandat kepengurusan kepada Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PAPTAKI Kabupaten Karo, sekaligus menyalurkan 1.500 bibit kacang koro pedang (Canavalia ensiformis) putih untuk dibudidayakan di wilayah tersebut.

Penyerahan mandat dilakukan secara langsung oleh Ketua DPD PAPTAKI Sumut, KH Mega Miko, didampingi Sekretaris DPD, Jevon Sitinjak, dan jajaran pengurus lainnya. Mandat tersebut diserahkan kepada Medi Sembiring, Mika Gabriel Meliala, dan Servis Ginting, yang akan menjadi motor penggerak pengembangan budidaya kacang koro pedang di Kabupaten Karo. Uniknya, prosesi ini tidak dilakukan di aula atau gedung resmi, melainkan di tengah ladang yang akan menjadi lokasi budidaya, menandakan semangat membumi dan keseriusan dalam memulai langkah pertanian berkelanjutan.

Baca Juga:

Langkah ini merupakan bagian dari pilot project budidaya kacang koro pedang untuk datarang tinggi di Sumatera Utara. Tanaman ini sebenarnya telah lama dikenal masyarakat Karo sebagai tanaman lokal, meski yang dibudidayakan selama ini lebih banyak berupa varietas kecil yang dijadikan tanaman pagar. Kini, dengan varietas baru yakni kacang koro pedang putih, para petani ditantang untuk mengembangkan kembali warisan lokal menjadi komoditas yang bernilai tinggi.

Ketua DPD PAPTAKI Sumut, KH Mega Miko, menyebutkan bahwa program ini tidak sekadar soal menanam. "Kacang koro pedang adalah tanaman endemik di daerah ini. Meski jenis ini tergolong baru, namun potensinya besar, tidak hanya untuk ketahanan pangan tapi juga pengembangan produk turunan yang bernilai ekonomi," ujar Miko.

Lebih lanjut, PAPTAKI Sumut telah memulai budidaya di beberapa daerah seperti Deli Serdang, dan Kota Medan yang menjadi daerah pilot projek daerah dataran rendah. Sebagai produk pertanian baru, belum semua daerah tanaman ini dapat dibuidayakan karena ketersediaan bibit berkualitas unggul masih terbatas, sehingga penyebaran ke daerah lain dilakukan secara bertahap. Jika proyek percontohan ini sukses, maka bibit hasil panen bisa disebarluaskan untuk mendukung budidaya secara lebih luas di seluruh Sumatera Utara.

Secara estimatif, 1.500 bibit kacang koro pedang yang ditanam dapat menghasilkan panen hingga 2,5 ton, bahkan bisa mencapai 3 ton bila dilakukan dengan perawatan yang tepat dalam skala menengah. Hasil panen sebesar ini tentu menjadi kabar baik bagi para pelaku industri makanan lokal, terutama pengrajin tempe yang kini masih kesulitan bahan baku.

Namun lebih dari sekadar pasokan bahan baku, PAPTAKI memiliki visi besar dalam pengelolaan pasca panen. Sekretaris DPD PAPTAKI Sumut, Jevon Sitinjak, menyebutkan bahwa pengolahan hasil panen menjadi produk turunan seperti tempe, susu nabati, tepung, hingga bungkil untuk pakan ternak akan menjadi fokus utama. Dengan begitu, nilai ekonomi dari kacang koro pedang bisa meningkat signifikan dan menjadi solusi diversifikasi pangan yang nyata.

Namun, perlu pemahaman mendalam mengenai tanaman ini. Kacang koro pedang yang dikenal juga sebagai Jack Bean, memang memiliki kandungan senyawa toksik seperti HCN dan Concanavalin A (Con A), sehingga tidak bisa dikonsumsi langsung. Proses pengolahan yang tepat menjadi kunci agar biji kacang ini aman dan bergizi.

Medi Sembiring, yang kini bertanggung jawab atas budidaya di Kabupaten Karo, menyampaikan bahwa tantangan utama terletak pada dua hal: adaptasi petani terhadap teknik budidaya baru dan kepastian pasar. Meskipun tanaman ini dulunya dikenal masyarakat Karo, namun ketiadaan pasar membuat minat terhadapnya menurun. Kini, kehadiran kacang koro pedang membuka peluang baru. Apalagi sudah ada jaminan bahwa hasil panen akan dibeli langsung oleh mitra resmi PAPTAKI, serta adanya dukungan untuk pengembangan industri turunan di setiap kabupaten.

Dengan semangat kolaboratif dan visi yang terarah, budidaya kacang koro pedang di Kabupaten Karo bukan hanya soal pertanian, tetapi gerakan untuk menghidupkan kembali kekayaan lokal, mendorong kemandirian pangan, dan membuka lembaran baru ekonomi kerakyatan yang berakar dari tanah sendiri. Sebuah langkah kecil yang berpotensi membawa perubahan besar bagi masa depan Sumatera Utara.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Sukri
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Korupsi Dana Hibah, PT Medan Perberat Hukuman Mantan Ketua dan Bendahara Bawaslu Karo

Korupsi Dana Hibah, PT Medan Perberat Hukuman Mantan Ketua dan Bendahara Bawaslu Karo

Hassanudin Buka Pra Musrenbang RKPD 2025 Zona Dataran Tinggi

Hassanudin Buka Pra Musrenbang RKPD 2025 Zona Dataran Tinggi

Komentar
Berita Terbaru