Laju Pertumbuhan Sumut Anjlok Jadi 2 Persen, Ini Kata Ekonom!
Kitakini.news - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mendata, laju petumbuhan ekonomi Sumut secara kuartalan (Q3 ke Q2) hanya tumbuh 2%.
Baca Juga:
Menurut ekonom Sumut Gunawan Benjamin, capaian tersebut sebenarnya bukan capaian yang buruk. Sekalipun melambat signifikan, tetapi realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga secara tahunan atau year on year berada di angka 4.94%.
"Angkanya masih inline dengan proyeksi saya sebelumnya di level 4.9%-an," ucap Gunawan, Selasa (7/11/2023).
Gunawan yakin ekonomi Sumut masih akan mampu merealisasikan capaian 5% hingga tutup tahun 2023. Dan secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Sumut juga masih berada di angka 5% sejauh ini.
"Jadi saya optimis ekonomi Sumut akan kembali pulih di kuartal keempat tahun ini karena ada peningkatan belanja masyarakat dan sejumlah faktor lainnya," tutur dia.
Gunawan menjelaskan faktor pertama yang membuat dirinya optimis adalah belanja masyarakat seperti biasa jelang Nataru akan meningkat. Yang bisa mendorong belanja masyarakat dan tentunya akan berdampak pada geliat ekonomi yang lebih besar.
Kemudian, belanja pemerintah pada dasarnya juga meningkat di kuartal ketiga dan kuartal keempat.
Secara kuartalan (Q3) belanja konstruksi mengalami pertumbuhan yang signifikan. Salah satu yang paling mencolok dan mudah kita temui adalah pembangunan (konstruksi) yang ada di kota Medan.
Anggaran APBD terserap untuk sejumlah pembangunan yang mendorong peningkatan belanja konstruksi secara keseluruhan di Sumut.
Nah itu rutinitas belanja pemerintah dan masyarakat yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi menjelang tutup tahun. Selanjutnya faktor ketiga adalah adanya gelontoram bantuan sosial pemerintah ke masyarakat.
Bantuan beras, dana tunai ini sangat berperan dalam mendorong belanja masyarakat. Walaupun bantuan ini bisa saja tidak begitu signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Misalkan, masyarakat yang menerima bantuan beras atau bantuan pangan lainnya justru berpotensi mendorong penurunan belanja untuk beras dan kebutuhan lain. Bisa saja membuat perhitungan pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran mengalami penurunan.
"Namun, secara keseluruhan saya menilai tetap akan membuat masyarakat mengalihkan pengeluarannya untuk kebutuhan lain," jelas dia.
Dan faktor keempat ada Pemilu. Belanja Pemilu ini akan mendorong geliat ekonomi hingga pagelarannya usai. Ini akan menjadi motor penggerak ekonomi yang signifikan dalam mendorong pemulihan belanja masyarakat. Jadi secara keseluruhan Sumut akan tumbuh 5% atau sedikit diatasnya di penghujung tahun ini.
Dan realisasi pertumbuhan ekonomi di level tersebut akan tercipta dengan sendirinya (auto pilot). Hanya kinerja ekspor (secara nominal) yang berpotensi tidak mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi tersebut. Namun semuanya bisa dikompensasi seiring peninngkatan agregat belanja pemerintah dan masyarakat.