Ekonom : Sumut Berhasil Kendalikan Inflasi di Tahun 2023
Kitakini.news - Harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat terpantau berfluktuasi di bulan Desember ini. Harga cabai merah dan cabai rawit terpantau mengalami penurunan yang cukup tajam.
Baca Juga:
Cabai merah ditransaksikan turun sekitar 17% dibandingkan dengan rata-rata bulan November. Dan untuk cabai rawit juga mengalami penurunan sekitar 21% dibandingkan dengan harganya satu bulan yang lalu.
Sementara itu, minyak goreng kemasan mengalami penurunan sekitar 6%, termasuk juga harga gula pasir yang turun sekitar 6%.
Selain komoditas strategis yang mengalami penurunan tersebut, sejumlah kebutuhan pangan lainnya seperti daging ayam naik sekitar 12%, telur ayam naik sekitar 2%. Bawang merah juga naik sekitar 25%, dan bawang putih naik sekitar 4%.
Harga beras medium dan premium juga mengalami kenaikan selama bulan desember ini sekitar 3.7%. Selain itu harga tomat juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan di bulan desember ini.
Varian harga tomat di pasaran yang biasanya bergerak dalam rentang 4 ribu hingga 7 ribu per Kg, saat ini ditransaksikan dalam rentang 12 ribu hingga 18 ribu per Kg nya.
Selain komoditas tersebut, sejumlah harga penyumbang inflasi lainnya di bulan Desember ini adalah kenaikan harga emas dan kenaikan harga tiket pesawat. Jika mengacu kepada sejumlah harga yang terbentuk dipasar, tekanan inflasi di Sumut pada dasarnya lebih rendah dibandingkan dengan tekanan inflasi diawal bulan Desember.
"Saya menilai inflasi di bulan desember ini masih akan di bawah 0.36%, yang nantinya akan menggiring inflasi pada tahun 2023 berada dalam rentang 0.19% hingga 0.21%. Laju tekanan inflasi di Sumut selama tahun 2023 terpantau masih akan bergerak dalam rentang bawah target Bank Indonesia. Pengendalian inflasi di Sumut selama tahun 2023 bisa dikatakan berhasil," ujar ekonom Sumut Gunawan Benjamin, Sabtu (30/12/2023).
Gunawan juga menyampaikan sejumlah catatan penting perlu menjadi perhatian pemerintah Sumut ke depan. Dimana belanja masyarakat belakangan terus mengalami pelemahan. Disisi lain harga komoditas yang melemah justru menjadi ancaman bagi daya beli petani terlebih petani hortikultura.
"Sisi pasokan sangat rentan dengan gejolak harga yang terbentuk dan cenderung dibawah harga keekonomian. Seperti salah satunya adalah harga cabai yang dibawah harga keekonomiannya saat ini," pungkasnya.