Meski Laju Inflasi Sumut di 2023 'Bersahabat', Namun Gerus Daya Beli Masyarakat
Kitakini.news - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut sudah merilis inflasi secara tahunan atau year on year Sumut sebesar 2.25%. Kondisi ini, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi ekonom sebesar 2.1%.
Baca Juga:
"Pada dasarnya secara keseluruhan, laju tekanan inflasi di Sumut memang cukup terkendali. Namun laju tekanan inflasi yang sangat bersahabat tersebut, justru tidak lantas membuat daya beli masyarakat mampu terjaga dengan baik. Kenaikan harga beras sekitar Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per Kg dalam kurun waktu setahun terakhir telah menggerus daya beli masyarakat Sumut," terangnya, Selasa (2/1/2024).
Ditambah kenaikan harga rokok (mencapai 4000 per bungkus), gula pasir serta kebutuhan rumah tangga hingga perawatan pribadi lainnya seperti sabun maupun shampo. Kenaikan kebutuhan sehari hari pada komoditas tersebut sangat membebani pengeluaran masyarakat khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah. Ada tambahan pengeluaran Rp 60 hingga Rp 80 ribu per masing keluarga setiap bulannya.
"Perhitungan tersebut masih diluar pengeluaran untuk rokok. Yang jika dikalkulasikan maka akan ada pengeluaran tambahan yang mendekati Rp 200 ribu per rumah tangga. Besaran angka tersebut cukup signifikan bagi rumah tangga terlebih bagi masyarakat miskin. Hasil observasi lapangan menunjukan bahwa ada penurunan belanja masyarakat untuk kebutuhan sandang selama tahun 2023 ini," tuturnya.
Sementara itu, pedagang pakaian baru mengeluhkan penurunan omset sekitar 30% lebih rendah di tahun 2023 dibandingkan tahun 2022 sebelumnya. Penurunan belanja tersebut dipicu oleh tambahan pengeluaran kebutuhan pokok. Yang membuat skala prioritas pengeluaran lebih digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar dibandingkan kebutuhan tersier.