Edy Dipersilahkan Tantang Golkar, Karena Golkar Sudah Terlatih Terima Tantangan

$rows[judul] Keterangan Gambar : Wakil Ketua Kordinator Bidang Politik, Hukum dan HAM DPD Partai Golkar Sumut, Riza Fakhrumi Tahir. (Rmol)

Kitakini.news – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi dinilai semakin panik menjelang berakhir masa jabatannya pada September 2023 mendatang, sehingga melampiaskan emosionalnya kepada Ketua Fraksi Partai Golkar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumut H Syamsul Qomar saat siding paripurna di Gedung Dewan Jalan Imam Bonjol, Senin (22/5/2023).

 

"Kepanikan itu semakin jelas dipertontonkannya kepada publik saat berlangsungnya sidang paripurna DPRD Sumut tentang penyampaian hasil Pansus Laporan Keterangan dan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur di gedung dewan, Senin (22/5/2023),” ujar Wakil Ketua Kordinator Bidang Politik, Hukum dan HAM DPD Partai Golkar Sumut, Riza Fakhrumi Tahir kepada wartawan di Medan, Kamis (25/5/2023).

 

Menurut Riza, pada sidang paripurna tersebut Edy menyatakan maju sebagai calon gubernur di Pilkada mendatang seraya "menantang" Partai Golkar bertarung di Pemilu 2024.

 

“Sidang paripurna itu tidak lain hanya ajang pelampiasan kepanikan Gubsu, sehingga sidang yang terhormat itu menjadi nuansa lain, karena bukan tempatnya menyatakan maju sebagai calon gubernur, sebab agenda sidang khusus membahas temuan Pansus LKPj," bebernya.

 

Riza juga melihat kepanikan Edy akhir-akhir ini kerap terjadi, diawali pencopotan Bambang Pardede dari jabatannya sebagai Kadis PUPR Sumut setelah satu hari Presiden Joko Widodo meninjau jalan-jalan rusak di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

 

Bahkan munculnya kepanikan itu, sambung Ketua Kosgoro 1957 Sumut ini, saat hadirnya Wakil Gubernur Sumut H Musa Rajekshah mendampingi Presiden Jokowi ke Labuhanbatu Utara.

 

Riza mendapat informasi, ketika akan berangkat ke Kabupaten Labura menggunakan pesawat helikopter melalui Lanud Soewondo, ternyata Edy sudah bersiap-siap mendampingi Presiden Jokowi. Tapi, yang diajak mendampingi presiden malah Wagub Sumut.


Apalagi diketahui, tambah Riza, saat  Presiden berada di Labura dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan istri Wakil Presiden, Wury Ma’ruf Amin menghadiri acara HUT Dekranas dan Hari Kesatuan Gerak PKK di Medan, tetap didampingi istri Wagub Sumut Sri Ayu Mihari.

 

Riza yang juga Ketua MW KAHMI Sumut ini juga menerangkan, beberapa hari setelah kunjungan presiden ke Labura, dirinya sempat bertanya kepada Wagub Sumut dan membenarkan Edy tidak ikut mendampingi presiden.

 

Malah, masih kata Riza, ketika rombongan makan siang, presiden didampingi Wagub Sumut, Pangdam I/BB dan Kapolda Sumut minus Edy tidak tahu persis alasan Gubernur tidak mendampingi presiden.

 

“Melalui protokol Istana, saya diperintah mendampingi presiden. Saya tegak lurus kepada presiden,” ucap Riza menirukan penjelasan Wagub Sumut Musa Rajekshan kepada dirinya.

 

Atau kemungkinan, tambah Riza, presiden sudah tidak suka sama gubernur atau lebih percaya sama Wagub. Yang jelas, pendampingan Wagub Sumut kepada Presiden Jokowi dan mendampingi istri Wagub kepada Ibu Negara dan istri wakil presiden, membuat Edy semakin panik.     

 

Ditambah sikap Fraksi Partai Golkar yang sangat kritis menyoroti hasil temuan LKPj Gubernur Sumut, sehingga pantaslah Edy menantang Partai Golkar yang nota bene diketuai Musa Rajekshah yang saat ini menjabat sebagai Wagub Sumut.

 

"Menanggapi tantangan Edy terhadap Partai Golkar, Riza mempersilahkannya, sebab mereka sudah terlatih menghadapi segala bentuk serangan. Tapi, ketika menyerang dan menantang Partai Golkar pada sidang paripurna DPRD Sumut, Edy berada di waktu dan tempat yang salah,” tandasnya.

 

 





Redaksi

 

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)