Jumat, 22 November 2024

Tahun 2025, Indonesia Mendapat Kuota 221 Ribu Jemaah Haji

Guruh Ismoyo - Kamis, 20 Juni 2024 13:49 WIB
Tahun 2025, Indonesia Mendapat Kuota 221 Ribu Jemaah Haji
(Kemenag.go.id)
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas (Tengah Kiri) saat menerima jumlah kuota haji Indonesia dari Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah di Mekkah, Selasa (18/6/2024)

Kitakini.news -Indonesia kembali mendapatkan kuota 221 ribu jemaah pada operasional haji 1446 Hijriah atau tahun 2025 mendatang. Kepastian jouta haji tahun depan ini diperoleh Menteri Agama Republik Indonesia Yaqqut Cholil Qoumas usai usai menghadiri Tasyakuran Penutupan Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H dan Pemberian Kuota 1446 H.

Baca Juga:

"Saya mendapat informasi dari Wakil Kementerian Bidang Urusan Haji 'Ayed Al Ghuwainim, dan sesuai surat yang saya terima, bahwa Indonesia mendapat 221.000 kuota haji 1446 H/2025 M," imbuh Yaqut di Makkah seperti dilansir dari laman resmi Kemenag.go.id, Kamis (20/6/2024).

Atas kuota tersebut, Yaqut mengapresiasi Kementerian Haji Saudi yang kembli mengumumkan kuota lebih awal. Sehingga proses persiapa penyelenggaraan haji juga bisa dilakukan lebih cepat."Kita juga apresiasi ketegas otoritas Saudi dalam menerapkan aturan terkait bisa haji dan visa non haji," tuturnya.

Yaqut menilai, penyelenggaraan ibadah Haji 1445 H/2024 M berjalan dengan sukses yang didukung sejumlah indicator yakni pelayanan jemaah pada fase kedatangan berjalan lancar.

Kemudian, lanjutnya, kuota jemaah haji reguler sebanyak 213.320 jemaah terserap optimal, hanya menyisakan 45 jemaah yang tidak bisa digantikan karena proses pemvisaan sudah ditutup dan ini merupakan angka kuota tidak terserap yang terkecil, lebih dari 10 tahun penyelenggaraan ibadah haji.

Kedua, lanjut Yaqut, proses pelayanan jemaah pada fase kedatangan juga berjalan lancar, baik di Madinah maupun Makkah. Jemaah bisa mendapatkan layanan katering, transportasi, akomodasi, termasuk pelindungan jemaah, dan bimbingan ibadah.

"Padahal, Indonesia adalah pengirim jemaah haji terbesar di dunia. Ini jelas bukan tugas mudah. Layanan Fast Track untuk kali pertama di tiga embarkasi, Jakarta, Solo, dan Surabaya juga berjalan lancar," paparnya.

"Layanan katering, bahkan bisa tetap diberikan hingga jelang puncak haji. Ini juga kali pertama dilakukan dalam kuota normal, setalah sebelumnya diterapkan pada 2022," tambahnya.

Indikator kesuksesan ketiga, sambung Yaqut, proses puncak haji berjalan lancar. Ikhtiar mitigasi yang dilakukan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bersama otoritas Saudi berhasil memperlancar proses pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina.

"Skema murur atau melintas di Muzdalifah banyak mendapat apresiasi. Jemaah bisa diberangkatkan lebih awal, jam 07.37 waktu Saudi sudah tidak ada di Muzdalifah. Ini patut disyukuri," tukasnya.

Yaqut juga mengungkapkan, bahwa ada beberapa dinamika di Mina, dan itu menjadi bagian yang akan dievaluasi. Wilayah Mina jelas batasannya dan sangat terbatas. Dengan kuota 213.320 jemaah, ruang yang tersedia kurang dari 0,8 meter persegi per orang.

"Mina dari dulu seperti itu. Sejak kuota kembali normal pada 2017, isunya selalu soal kepadatan. Sehingga, menerima tambahan kuota selalu menjadi berkah sekaligus tantangan. Dalam keterbatasan wilayah, ada tantangan kenyamanan, bahkan keselamatan jiwa. Ini yang perlu menjadi pertimbangan," tandasnya.

"Alhamdulillah kita bersyukur, proses puncak haji berjalan lancar," ucapnya.

Lebih lanjut Yaqut mengatakan, pihaknya akan segera menggelar evaluasi atas penyelenggaraan haji tahun ini. Sejumlah catatan akan menjadi bahan perbaikan untuk musim haji mendatang.

"Kita tetap akan upayakan kuota tambahan dalam jumlah yang terukur untuk tetap menjaga kenyamanan dan keselamatan jemaah," tegasnya.

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah mengatakan kesuksesan haji berdasarkan hasil kerjasama Kantor Urusan Haji (KUH) dari berbagai negara dengan Kementerian Haji dan Umrah Saudi.

Menurutnya, pada hari yang sama setahun yang lalu, sejarah mencatat untuk kali pertama kuota diberikan setelah operasional haji. Sehingga, langkah persiapan menjadi lebih cepat, visa bisa diterbitkan jauh sebelum operasional.

Penerapan Kartu Nusuk, kata Menhaj Tawfiq, juga berjalan sukses. Dengan kartu ini, bisa dibedakan antara jemaah haji resmi dan tidak resmi. Para konsul haji pada KUH juga diberikan kemudahan akses Masyair dengan kartu khusus untuk memantau pergerakan dan kondisi jemaah.

Menhaj Tawfiq berharap kerjasama lintas pihak ini terus berlangsung di masa mendatang. Dalam kesempatan ini, Menteri Tawfiq juga mengumumkan bahwa masa umrah segera dimulai dengan penerbitan visa umrah. (**)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Kawal Pilkada Kondusif dan Damai, Polres se-Tabagsel Gelar Apel Rayonisasi

Kawal Pilkada Kondusif dan Damai, Polres se-Tabagsel Gelar Apel Rayonisasi

Pria di Madina Bacok Ibunya, Diduga Gegara tak Diberi Uang

Pria di Madina Bacok Ibunya, Diduga Gegara tak Diberi Uang

Presiden Prabowo Usulkan Indonesia Bangun Kampung Haji di Arab Saudi

Presiden Prabowo Usulkan Indonesia Bangun Kampung Haji di Arab Saudi

Kasus Suap PPPK Madina, Pj Kadisdikbud dan Lima Rekannya Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Kasus Suap PPPK Madina, Pj Kadisdikbud dan Lima Rekannya Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Diduga Korupsi DAK, Kejatisu Tahan Plt Kadis Pendidikan Madina

Diduga Korupsi DAK, Kejatisu Tahan Plt Kadis Pendidikan Madina

Survei BPS Sangat Memuaskan, Pansus Angket Haji Tetap Fokus Investigasi Penyimpangan Kuota Tambahan

Survei BPS Sangat Memuaskan, Pansus Angket Haji Tetap Fokus Investigasi Penyimpangan Kuota Tambahan

Komentar
Berita Terbaru