Kamis, 21 November 2024

Praktik Sunat pada Perempuan Resmi Dihapus

Fitri - Selasa, 30 Juli 2024 21:51 WIB
Praktik Sunat pada Perempuan Resmi Dihapus
Ilustrasi/Freepik.com
Praktik sunat pada perempuan dihapus.
Kitakini.news - Praktik sunat pada perempuan, yang masih jadi polemik di masyarakat, idealnya dihentikan. Pasalnya pemerintah secara resmi telah menghapus hal tersebut melalui Peraturan Pemerintah (PP).

Melansir berbagai sumber, Selasa (30/7/2024), adalah PP Nomor 28 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan yang dimaksud.

Baca Juga:

PP itu diteken Presiden Joko Widodo pada Jumat (26/7/2024). "Menghapus praktik sunat perempuan," demikian bunyi Pasal 102 huruf a.

Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan pernah menerbitkan Permenkes Nomor 6 tahun 2014 tentang pencabutan Permenkes Nomor 1636/MENKES/PER/XII/2010 tentang Sunat Perempuan pada 6 Februari 2014.

Sebab aturan tahun 2010 itu dinilai sejumlah masyarakat telah memberikan opsi sunat diperbolehkan. Selain mencabut, Permenkes Nomor 1636/Menkes/Per/XII/2010 tentang Sunat Perempuan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku kala itu.

Kemenkes dalam Pasal 2 juga memberi mandat kepada Majelis Pertimbangan Kesehatan dan Syara'k untuk menerbitkan pedoman yang menjamin keselamatan dan kesehatan perempuan yang disunat serta tidak melakukan mutilasi alat kelamin perempuan atau female genital mutilation.

Namun setelahnya, dalam PP Nomor 6 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, pemerintah sama sekali tidak menyinggung soal penghapusan sunat perempuan.

Dalam UU Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan pun belum ada aturan eksplisit soal sunat perempuan. Larangan sunat perempuan kemudian dimunculkan dalam PP Nomor 28 tahun 2024 ini.

Selain itu, dalam PP Nomor 28 tahun 2024 ini, pemerintah meminta agar balita dan anak prasekolah diedukasi agar mereka mengetahui organ reproduksinya, serta mengedukasi mengenai perbedaan organ reproduksi laki-laki dan perempuan.

Lalu harus juga dilakukan edukasi untuk menolak sentuhan terhadap organ reproduksi dan bagian tubuh yang dilarang untuk disentuh, mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat pada organ reproduksi, hingga memberikan pelayanan klinis medis pada kondisi tertentu.*

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Kolaborasi Ketiga Bank Mestika dan Beautify Indonesia, Sunat Massal 150 Anak di Medan

Kolaborasi Ketiga Bank Mestika dan Beautify Indonesia, Sunat Massal 150 Anak di Medan

Empat Peneliti Perempuan Indonesia Raih Penghargaan L'Oréal-UNESCO FWIS 2024

Empat Peneliti Perempuan Indonesia Raih Penghargaan L'Oréal-UNESCO FWIS 2024

Fenomena Childfree: Jumlah Perempuan Memilih Tidak Memiliki Anak Meningkat

Fenomena Childfree: Jumlah Perempuan Memilih Tidak Memiliki Anak Meningkat

Komunitas Perempuan Gagal Hadirkan Festival Cinta Ibu, Berikan Pelatihan UMKM Gratis bagi Ibu-Ibu

Komunitas Perempuan Gagal Hadirkan Festival Cinta Ibu, Berikan Pelatihan UMKM Gratis bagi Ibu-Ibu

Tanggungjawab Negara atas Medis Untuk Pemenuhan Hak Perempuan Korban Pemerkosaan

Tanggungjawab Negara atas Medis Untuk Pemenuhan Hak Perempuan Korban Pemerkosaan

Dendam dan Cemburu, Polisi Bongkar Kasus Pembunuhan Anak Perempuan di Cilegon

Dendam dan Cemburu, Polisi Bongkar Kasus Pembunuhan Anak Perempuan di Cilegon

Komentar
Berita Terbaru