DPR-RI: Pemberian Insentif Bagi Mobil Listrik Ciderai Perasaan Rakyat
Kitakini.news – Pemerintah diminta agar meninjau ulang pemberian insentif bagi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), sebab masih tergolong barang mewah bagi rakyat Indonesia.
Baca Juga:
Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Negara (BAKN) DPR-RI Anis
Byarwati mengatakan dalih percepatan adopsi KBLBB itu, pemerintah telah
mengucurkan berbagai insentif yang tersebar diberbagai sektor. Mulai dari
perbankan hingga industri asuransi.
Mengutip pernyataan Sekretaris Jenderal Gabungan Industri
Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara, dengan jumlah penduduk
Indonesia 270 juta jiwa, rasio kepemilikan mobil masih rendah, yaitu 99 mobil
dari 1.000 penduduk.
"Artinya mobil listrik masih menjadi barang mewah di negeri kita," ujar Anis melansir dari laman resmi dpr.go.id, Sabtu (17/12/2022).
Anis juga mengingatkan bahwa semua pihak perlu mencermati tentang peruntukan KBLBB. Ketika insentif untuk KBLBB diberikan, maka akan mencederai perasaan masyarakat.
Anis memandang bahwa kurang tepat membandingkan intensif untuk mobil listrik dengan negara lain yang memiliki program serupa karena kondisi berbeda.
"Sekarang ini, bukan insentif mobil listrik yang dibutuhkan rakyat. Jadi, kalau insentif diberikan kepada sesuatu yang tidak punya dampak ekonomi langsung kepada kesejahteraan masyarakat, saya kira hal itu patut untuk ditinjau ulang," tandasnya.
Anis juga meminta sebaiknya keputusan untuk memberikan insentif KBLBB tidak hanya melihat dari sisi supply-side. Tetapi perlu dipikirkan juga dari sisi demand side-nya, khususnya siapa yang akan membeli.
“Baik demand
side yang orientasinya ekspor maupun untuk keperluan domestik.
Termasuk analisis daya beli yang dimiliki pasar domestik,” cetusnya.
"Nampaknya hal ini perlu menjadi pertimbangan kita bersama. Sehingga insentif yang diberikan untuk KBLBB betul-betul tepat sasaran dan tidak sia-sia " pungkasnya.
Redaksi