Jelang Imlek, Pengusaha Kue Bakul Sudah Berproduksi Sejak 2 Januari
Kitakini.news - Pengusaha kue bakul Kota Medan sudah bersiap menyambut perayaan Imlek. Perajin kue bakul atau dikenal juga kue keranjang juga sudah memproduksi ratusan kilogram kue bakul yang akan dicetak dengan berbagai bentuk ukuran.
Baca Juga:
Pemilik Yek Yen Siang di Jalan Aksara No 135, Awie Kho (66) didampingi putrinya Giovanni (26) mengatakan usahanya sudah mulai memproduksi kue bakul sejak 2 Januari lalu. Kue ini biasanya dipakai untuk persembahan warga Tionghoa pada Dewa Dapur di perayaan Imlek tahun ini.
Untuk proses pembuatan di Yek Yen Siang sendiri masih secara manual yakni secara tradisional dengan lama waktu memasak 12 hingga 14 jam. "Kue bakul ini berbahan dasar tepung ketan (pulut) asli, gula dan air saja. Dimasakan dengan waktu 12-14 jam. Kalau malam kita buat maka besok pagi sudah matang dan kita bongkar dari tungku. Kita angkat dari tungku kita dinginkan, rapikan dan kita kemas," kata Awie, Kamis (12/1/2023) malam.
Ketahanan kue bakul ini, disebutkan Awie bisa sampai 1 bulan bila cukup dingin. Namun pada umumnya sampai 2 mingguan tergantung penyimpanan.
"Hingga saat ini permintaan masih stabil belum ada peningkatakan signifikan karena pada tahun-tahun sebelumnya permintaan melonjak memasuki H-3 atau H-4 Imlek. Memang, bila dibandingkan masa Covid,19 permintaan turun drastis. Jadi tahun ini kalau kita prediksi permintaan ada tapi daya beli menurun. Begitupun bisa dibilang mulai bernafas. Maka, di tahun ini, stok kue bakul yang dibuat melihat kondisi. Kalau semakin dekat hari H permintaan naik maka akan produksi kalau lemah akan kita stop," terangnya.
Apalagi, sambung Awie pemasaran kue bakul miliknya memakai sistem titip. Titip ke supermarket, ke pasar tradisional yang ada di Medan. Kalaupun sampai luar Medan biasanya ke Tebing Tinggi, Lubuk Pakam, dan Binjai yang bisa terjangkau. Jadi bila tidak habis akan diambil kembali. Pihaknya juga memanfaatkan media sosial Instagram @Yekyensiang dalam pemasaran produknya.
"Jadi kita bukan berdasarkan sistem order. Kalau sebelum Covid-19 kita berani buat hingga 1 ton dimana dalam memasak kue bakul 9 tungku milik kita semua hidup. Tapi saat ini hanya 4 tungku saja dalam satu dandang dengan olahan 100 hingga 200 kg," imbuhnya.
Dia menjelaskan kemasan kue bakul dari Yek Yen Siang memiliki beberapa pilihan ada yang 1 kotak isi 8 kue bakul ada juga yang 1 kotak isi 4 kue bakul dan isi 2 kue bakul. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp39.000-Rp40.000 dengan dua jenis kue yang dicetak beralaskan plastik dan daun pisang.
Usaha rumahan ini sudah berdiri sejak tahun 80-an. Awalnya berada di Jalan Negara dan pada tahun 91-an menetap di Jalan Aksara. Saat ini, dikatakan Awie Kho sudah generasi ketiga yang mengelola usaha ini. Awalnya usaha ini berdiri dari orangnya bernama Kim Hai. Kini sudah dipegang anak saya Giovanni yang menjadi generasi ketiga.
"Sebenarnya ini tradisi dari turun temurun dari nenek kita dulu. Dimana kue bakul ini kue Imlek yang wajib dipakai untuk sembahyang yang akan dipersembahkan pada Dewa Dapur di Imlek nanti.
Karena kue bakul ini usaha musiman, pihaknya juga membuat mooncake atau kue bulan yang setiap bulan September di rayakan oleh masyarakat Tionghoa. Selain itu, Yek Yen Siang juga menerima orderan hampers untuk orang tersayang, kerabat atau rekan kerja dengan isi hampers seperti kue kering, buah dan kue bakul,angpao dan kartu ucapan.
"Permintan hampers kita juga sudah lumayan rata-rata minggu depan akan diantar," tambah Giovanni.
Redaksi