Hassanudin Komit Terus Jadikan Pengendalian Inflasi Atensi Penting Pemprovsu

Kitakini.news -Penjabat Gubernur Sumatera Utara (Pj Gubsu) Hassanudin mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/6/2024).
Baca Juga:
Kepada wartawan Hassanudin menyampaikan komitmennya untuk terus menjadikan pengendalian inflasi sebagai atensi penting Pemerintah Provinsi Sumut (Pemprovsu).
Hal
ini, lanjutnya, sejalan dengan dorongan Presiden Joko Widodo saat Rakornas yang
mendorong integrasi Pemerintah Pusat dan daerah dalam mengendalikan inflasi
saat menghadapi tantangan iklim.
"Sesuai
dengan arahan Pak Presiden, kami komit untuk menjadikan pengendalian inflasi
ini sebagai atensi, hari-hari terus kami pantau, setiap Minggu kami adakan
rapat koordinasi untuk ini," tuturnya.
Adapun
beberapa program atau strategi untuk pengendalian inflasi diantaranya,
monitoring harga bahan pokok oleh Satgas Pangan, melaksanakan operasi pasar,
pencanangan gerakan tanam komoditas pangan, hingga memanfaatkan Belanja Tidak
Terduga untuk subsidi ongkos angkut bahan pangan.
"Kita
juga terus memperkuat koordinasi dan sinergi TPID Provinsi dengan TPID Kabupaten/Kota,"
imbuhnya.
Sementara
itu dalam sambutannya, Presiden Jokowi meminta agar perencanaan dalam
menghadapi gelombang panas tinggi harus dikalkulasi dan diantisipasi dari
sekarang. Menurutnya perubahan iklim ke depan menjadi perhatian dunia.
Untuk
itu, Jokowi meminta agar perencanaan dalam menghadapi gelombang panas tinggi
harus dikalkulasi dan diantisipasi dari sekarang. Hal ini guna menghindari
kekeringan yang akan berpengaruh terhadap produksi pangan nasional.
Diperkirakannnya,
ada 50 juta petani yang akan kekurangan air. Jika tidak ada air dan akan
terjadi kekurangan pangan.
"Artinya
apa, jangan main-main urusan kekeringan, jangan main-main urusan gelombang
panas. Larinya nanti bisa ke inflasi," ujar Presiden.
Selain
itu, Presiden juga mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan sistem
pertanian menjadi lebih modern, dengan menggunakan sistem smart agriculture,
terutama untuk produk pangan unggulan.
Menurutnya,
investasi juga diperlukan untuk membangun industri pengolahan, sehingga nilai
tambah produksi pertanian meningkat.
"Undang
investasi untuk membangun industri pengolahan, untuk membangun pabrik
pengolahannya, sehingga nilai tambah dari setiap produksi yang ada di
pertanian, perkebunan kita menjadi berlipat. Bangun juga sistem distribusi yang
terintegrasi," katanya.
Meski
begitu Gubernur Bank Indoensia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, laju inflasi
Indonesia masih terjaga di kisaran target yang ditetapkan. Bahkan, Ia menyebut
inflasi Indonesia termasuk yang terendah di dunia yakni 1,5 sampai 3,5 persen.
Tercatat tingkat inflasi secara tahunan kian menyusut, di mana pada Mei lalu
sebesar 2,84 persen.
"Tren
inflasi Indonesia dalam 10 tahun terakhir menurun dan terkendali rendah. Bahkan
termasuk yang terendah di dunia pada saat ini," kata Perry. (**)

Peluang Jokowi Masuk Partai, Ketua PSI Sumut Optimis Menatap 2029

Pemprov Sumut Imbau Setiap Daerah Optimalkan Kerjasama Jaga Inflasi

Tekan Inflasi, Pemko Binjai Gelar Gerakan Pangan Murah

Inflasi di Sumatera Utara: Pematangsiantar Tertinggi, Karo Terendah!

Berkat Laoli: Jiwa Yang Humbel, Erni Dinilai Bisa Angkat Marwah DPRD Sumut
