Kamis, 04 Juli 2024

Timwas Haji DPR-RI Temui Jemaah Haji Plus Ditipu Biro

Guruh Ismoyo - Jumat, 21 Juni 2024 17:36 WIB
Timwas Haji DPR-RI Temui Jemaah Haji Plus Ditipu Biro
(Istimewa)
Ilustrasi: Jemaah Haji sedang beristirahat

Kitakini.news - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) melalui Tim Pengawas Haji menemukan adanya rombongan jemaah Haji Plus yang mengaku ditipu oleh Biro Haji yang mengurus perjalanan mereka.

Baca Juga:

Diketahui, bahwa mereka tidak memperoleh fasilitas bus dan tidak mendapatkan tenda ketika Wukuf di Arafah maupun saat Mabit di Mina. Akibat biro travel yang tidak amanah, para jemaah haji khusus tersebut terkatung-katung di Tanah Suci tanpa pelayanan. Bahkan mereka pernah tidak mendapatkan jatah makan hingga mengais makanan sisa dari jemaah lain.

"Di Mina ini kami tidak disewakan tenda, Pak. Padahal dari biro menjanjikan kami dapat akomodasi di Mina. Kami sempat bolak-balik dari hotel kami di Aziziyah menuju Mina selama dua malam. Sekarang kami tidak kuat lagi. Kemarin kami sempat terdampar istirahat di dekat Jamarat karena tidak ada tenda yang kami tuju di Mina. Sekarang ini kami ke Mina karena mendapatkan bantuan atau solusi," beber seorang jemaah Haji Plus yang enggan disebutkan namanya kepada anggota Timwas Haji DPR-RI Wisnu Wijaya saat mampir istirahat di Mina.

Jemaah haji khusus asal Jakarta itu merasa sudah ditipu oleh biro travel yang mengurus perjalanan ibadah hajinya. Tak hanya terbengkalai di Mina, di Arafah pun mereka terlunta-lunta. Pihak biro tidak menyewakan bus resmi maktab untuk mereka seperti yang dijanjikan.


"Kami dijemput di luar waktu normal. Pihak biro bilangnya itu bus maktab. Padahal di badan bus tidak ada nomor identitas maktab. Tidak ada scan kartu nusuk jemaah, pintu bus juga tidak disegel. Ternyata benar, bus yang kami tumpangi tidak bisa memasuki area penjagaan karena bukan bus resmi. Terpaksa kami harus menempuh 5 jam perjalanan ke Arafah karena bus kami beberapa kali tidak boleh masuk ke kawasan Maktab oleh Polisi," paparnya.


Hal yang sama juga dikatakan Jemaah haji plus yang lain, bahwa sesampai di Arafah, tenda maktab yang dijanjikan biro kepada mereka juga tidak jelas. Awalnya, biro menyampaikan kalau tenda mereka kelas VVIP di Maktab 116, lalu berubah menjadi Maktab 111-A. Setelah berputar ternyata Maktab 111-A tidak ada, yang ada Maktab 111+.


"Kami kelelahan karena jalan hampir 12 kilometer, berputar-putar tidak jelas dibawah terik Matahari yang suhunya 46 Derajat Celcius. Tidak ada tuntunan dari biro hingga rombongan kami terpisah-pisah. Rombongan kami yang nyasar tidak bisa dikembalikan karena ID card yang kami pakai tidak sesuai. Di ID card tertulis 'Maktab 116', disampaikan lisan oleh biro 'Maktab 111-A', realitanya yang ada 'Maktab 111+' dan itu maktab jemaah lain. Ternyata biro memang tidak menyewakan maktab untuk kami. Akhirnya kami ditampung sementara di Maktab 111," ungkap jemaah haji perempuan asal Cikarang itu.


Yang paling fatal, lanjutnya, rombongan kehilangan waktu Wukuf di Arafah dan tidak bisa Mabit di Muzdalifah.

"Ini akibat paling fatal dunia akhirat. Kondisi kami berantakan di Arafah sampai kami kehilangan momen Wukuf dan tidak bisa Mabit di Muzdalifah. Fisik kami sangat lelah dan bus yang membawa kami tidak jelas," tuturnya.


Buruknya pelayanan biro, tambahnya, sudah terbaca sejak pertama tiba di Makkah. Pasalnya, mereka dijanjikan transit di hotel bintang lima tapi kenyataannya setiba di Mekkah mereka diinapkan di WEG Mashaer Hotel, hotel bintang tiga yang berlokasi di Aziziyah. Yang mengkhawatirkan, di hotel ini mereka dijadikan satu dengan jemaah haji lain yang tidak punya visa haji resmi.


"Kami sempat ketar-ketir kalau terjadi apa-apa.Eeeh, malah muthawif kami yang ditangkap karena tidak dibekali Kartu Nusuk. Untung, kami punya Kartu Nusuk jadi aman. Akibatnya tidak ada pembimbing yang mengarahkan dan mengedukasi kami. Tidak ada kajian yang menambah wawasan spiritual kami," urainya.


Dia menambahkan konsumsi yang disediakan biro tidak sesuai standar gizi dan sering tidak tepat waktu. Saat mau berangkat ke Arafah tidak disediakan sarapan pagi. Jemaah juga tidak bisa makan siang karena tercecer akibat mencari maktab di Arafah. Air minum tidak disediakan kecuali kalau diminta. Padahal air minum ini sangat vital dalam menjalankan rangkaian ibadah haji," pungkasnya.


Menanggapi keluh kesah jemaah haji plus tersebut, anggota Timwas DPR RI Wisnu Wijaya mengatakan pihaknya mencatat semua laporan tersebut sebagai temuan Timwas DPR. Secara teknis, pihaknya telah mengoordinasikan dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan pengambil kebijakan di Kementerian Agama.


"Kami meminta kepada Kementerian Agama untuk mengevaluasi besar-besaran para pihak biro travel pengelola perjalanan haji. Kemenag harus bertindak tegas dengan mencabut izin operasional biro-biro haji umrah yang nakal," tandas Wisnu. (**)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Muhaimin "Lempar" Kritik Pedas Terhadap Usulan Mantan Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy

Muhaimin "Lempar" Kritik Pedas Terhadap Usulan Mantan Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy

Aulia Rachman : UHC di Medan Tidak Bisa Dihapuskan

Aulia Rachman : UHC di Medan Tidak Bisa Dihapuskan

Total Jumlah Haji Tahun 2024 Berjumlah 1,8 Juta, Terbesar Dari Asia

Total Jumlah Haji Tahun 2024 Berjumlah 1,8 Juta, Terbesar Dari Asia

Johar Arifin: Jangan Bebankan UKT ke Mahasiswa, PTN Harus Cari Dana Sendiri

Johar Arifin: Jangan Bebankan UKT ke Mahasiswa, PTN Harus Cari Dana Sendiri

Pemerintah Arab Saudi dan Pemerintah RI Akan Lakukan Kontrak Haji Per 3 Tahun

Pemerintah Arab Saudi dan Pemerintah RI Akan Lakukan Kontrak Haji Per 3 Tahun

Barang Asal Cina Akan Dikenakan Tarif Bea Masuk 200 Persen, Darmadi: Mendag Harus Hati-Hati Dengan Rencananya

Barang Asal Cina Akan Dikenakan Tarif Bea Masuk 200 Persen, Darmadi: Mendag Harus Hati-Hati Dengan Rencananya

Komentar
Berita Terbaru