DPRD Sumut Optimis Desa Bersinar Turunkan Peringkat Narkoba Sumut
Kitakini.news
– Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRD Sumut) optimis Desa Bersih
Narkoba (Bersinar) yang mulai dijalankan di kabupaten/kota dapat mendorong
turunnya peringkat 1 Sumut sebagai pengguna obat terlarang itu.
Baca Juga:
"Kalau
keseluruhan ya gak, tapi kita berharap Desa Bersinar ini dapat menurunkan peringkat
1 Narkoba dan menekan pengaruhnya diseluruh kabupaten/kota di Sumut," kata
Ketua Komisi A DPRD Sumut Muhammad Andri Alfisah, kepada wartawan di gedung
dewan Jalan Imam Bonjol Medan, Jumat (20/1/2023).
Hal
ini dikatakan Andri Alfisah usai menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan
Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
(Kesbangpolinmas) di ruang rapat Komisi A DPRD Sumut, Jumat (20/1/2023).
Anggota
dewan dari Fraksi Demokrat itu merespon rapat dengar pendapat dengan Kepala
Badan Kesatuan Bangsa, Politik & Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas)
dipimpin Ardan Noor, dan jajaran di ruang dewan.
Hadir
pada RDP tersebut Anggota komisi A DPRD Sumut Azmi Yuli Sitorus, Mustafa Kamil
Adam dan Meryl Rouli Saragih.
Andri
menjelaskan, Kesbangpolinmas, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan DPRD Sumut akan
menjalankan program Desa Bersinar di tahun 2023 di 124 kelurahan/desa di
kabupaten/kota yang dibagi dalam 67 zona, dengan anggaran Rp 3 miliar.
"Yang
masih dirancang bisa dilaksanakan sebelum Ramadhan (Maret) dan diselesaikan sebelum jabatan Gubsu Edy
Rahmayadi berakhir September," katanya.
Dijelaskan
dampak dari program Desa Bersinar ini akan berpengaruh pada upaya menekan
pengaruh narkoba yang kini makin mengkhawatirkan di tengah masyarakat.
"Kalau kita bilang mencegah sepenuhnya 100 persen, itu mustahil, tapi apa
yang kita lakukan bisa mendorong turun kita (Sumut) dari rangking 1 di Indonesia," ujar anggota dewan Dapil XII
Binjai Langkat ini.
Pada
tahun 2022 lalu, DPRD Sumut sudah melaksanakan program 38 desa bersinar di
sejumlah kabupaten/kota. dan tahun 2023 ini kegiatan serupa akan digelar di 124
desa bersinar, dan sisanya diupayakan tahun ini juga, dengan anggaran Rp 3
miliar.
Adapun
bentuk kegiatannya sosialisasi, pengukuhan relawan per desa ada 15 orang yang
dilakukan Gubsu Edy Rahmayadi, dan aplikasi yang disediakan untuk relawan yang
telah dikukuhkan untuk melaporkan apa saja yang terjadi di desanya.
"Selanjutnya
ada beberapa dinas terkait yang melakukan program baru kepada masyarakat,
supaya mengalihkan dari perbuatan yang menyimpang, termasuk penggunaan
narkoba," ujarnya.
Senada,
anggota Komisi A Azmi Yuli Sitorus menyebutkan, dari 300 desa yang ditetapkan
Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai desa berbahaya narkoba, hendaknya
seluruhnya masuk dalam program Desa Bersinar.
"Ini
kan baru 124 desa dan kelurahan, kita minta sesuai RPJM karena ini program
nasional di Sumut, hendaknya seluruh 300 desanya yang diakomodir, "
katanya, seraya berharap di P-APBD agar
dianggarkan di sisa dari 300 desa bersinar itu
Ditanya
apakah dirinya optimis Desa Bersinar dapat mencegah narkoba, Azmi menyebutkan dirinya yakin.
"Di desa yang masuk zona merah, kita tanya apa
keluhannya, apakah vakum, lalu kita kasi sarana olahraga. Begitu ibu-ibu yang
dananya habis karena pandemi, kita kasih kegiatan melalui Usaha Mikro Kecil
Menengah, jadi ada kegiatan yang salah satunya dapat mengurangi dari virus
narkoba," pungkasnya.
Redaksi