Pasar Gratis: Harmoni Solidaritas di Tengah Derap Punk Rock Kota Medan
Barang-barang yang biasanya diperjualbelikan kini tersedia tanpa harga. Mulai dari pakaian, parfum, sayur-mayur, hingga barang-barang kebutuhan sehari-hari lainnya, semuanya terhampar dengan bebas, siap diambil oleh siapa pun yang memerlukan.
Baca Juga:
Jovan Siahaan, salah satu penggerak utama kegiatan ini, dengan penuh antusias bercerita bahwa ini adalah pertama kalinya Pasar Gratis diadakan di Medan.
"Kami hanya ingin berbagi, tanpa embel-embel politik atau kepentingan tertentu. Ini murni gerakan solidaritas Punk untuk masyarakat yang membutuhkan," tegasnya.
Di balik layar, ada Gedeng, sosok perempuan tangguh yang telah lama terlibat dalam berbagai aksi sosial. Dialah yang memelopori gagasan ini.
Dalam pandangannya, membantu sesama tidak selalu harus dalam bentuk besar, tetapi lewat hal-hal sederhana seperti membagikan pakaian layak pakai dan barang-barang kebutuhan pokok.
"Kami tidak berhenti di sini. Ke depannya, akan ada kegiatan Food Not Bombs, di mana kami akan membagikan makanan vegetarian untuk masyarakat," tambah Jovan dengan semangat.
Momen kebersamaan ini tidak hanya menghangatkan hati mereka yang membutuhkan, tetapi juga menjadi panggung kecil bagi anak-anak yang riang memilih pakaian.
Di sudut lain, beberapa bahkan tampak berebut parfum, menunjukkan antusiasme yang begitu menggemaskan.
Seorang ibu muda, yang hadir dengan membawa anaknya, tak dapat menyembunyikan rasa syukurnya.
"Saya senang sekali, bisa mendapatkan sayur dan pakaian untuk keluarga," ucapnya dengan senyum penuh kelegaan.
Di balik setiap tawa dan canda di pasar gratis ini, tersirat pesan yang kuat: bahwa berbagi adalah keindahan yang bisa dilakukan oleh siapa pun.
"Kalau bukan kita, siapa lagi?" kata Jovan menutup pembicaraan, menggema di tengah semangat yang menyala di komunitas Punk Rock Medan.
Di Taman Lili Suheri, hari itu, solidaritas berbicara dalam bahasa yang lebih nyaring daripada sekadar ucapan, mengalir melalui tangan-tangan yang memberi dan menerima.