Mendagri: Inflasi September 2024 Dianggap Terendah dan Terbaik
Kitakini.news -Inflasi Year-on-Year September 2024 tercatat pada 1,84 persen. Sementara untuk Month-to-Month September 2024 mengalami deflasi -0,12 persen. Inflasi kali ini dianggap sebagai inflasi terendah dan terbaik.
Baca Juga:
Angka inflasi sebesar 1,84 persen tersebut merupakan angka terendah dalam empat periode pemerintahan, bahkan kemungkinan sejak kemerdakaan Indonesia. Terdapat beberapa pendapat deflasi lima bulan berturut-turut yang dianggap pengamat sebagai rendahanya daya beli masyarakat.
"Inflasi
ini ada dua, inflasi inti dan inflasi volatile. Kalau terjadi deflasi yang
senang adalah masyarakat konsumen. Namun untuk produsen bisa rugi, kekurangan
untuk memenuhi coast operasional. Penurunan harga jangan terlalu drastis, harus
pelan-pelan," ujar Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian saat Rapat
Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi tahun 2024 di Jakarta, Senin
(7/10/2024) yang ditayangkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi
Kemendagri juga diikuti seluruh Gubernur, Walikota/Bupati, Bulog, Kemendagri,
Kementan, Kemendag, Satgas Pangan, Bapanas, Tim Pengendalian Inflasi Daerah
(TPID) dan seluruh pimpinan OPD.
Mendagri
juga berterima kasih kepada seluruh Kepala Daerah, Staf Kepresidenan, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pertanian, BPS, Bapenas, Polri, TNI, Bulog, Kejaksaan
dan stakeholder terkait yang telah menjaga inflasi. Pemerintah menargetkan
inflasi dengan range 1,5 persen sampai 3,5 persen.
"Kepada
10 daerah yang masih tinggi nilai inflasinya, bisa melakukan evaluasi dan
melakukan upaya segera, supaya pada rapat nanti tidak lagi masuk ke dalam
catatan," ujarnya.
Menanggapi
hal tersebut, Pj Gubernur Sumatera Utara Agus Fatoni menjelaskan, berdasarkan
data BPS Sumut mencatat bahwa provinsi ini terus mengalami penurunan inflasi
dalam empat bulan terakhir. Saat ini, angka inflasi Sumut berada pada angka
1,40 persen Year on Year (y-o-y)
sedangkan nasional berada pada angka 1,84 persen.
Berdasarkan
Laporan BPS Sumut, pada Mei 2024 angka inflasi Sumut berada pada posisi 4,26
persen (y-o-y) dan menurun signifikan pada Juni 2024 sebesar 3,55 persen.
Sementara
itu, tercatat pada Juli 2024 angka inflasi Sumut kembali turun berada pada
angka 2,06 persen (y-o-y) dan pada Agustus 2024 berada pada angka 1,86 persen.
"Penurunan
inflasi diikuti juga dengan menurunnya harga-harga barang yang ada di pasaran.
Kita perlu menjaga kestabilan inflasi kita agar harga barang dan daya beli
masyarakat tetap terjaga, sehingga pertumbuhan ekonomi kita membaik," beber Fatoni
usai Rakor Pengendalian Inflasi Tahun 2024 dan Percepatan Pengembangan Industri
Gim Nasional di Jakarta.
Terdapat
sejumlah komoditas penyumbang inflasi di Sumut, diantaranya beras, emas
perhiasan, rokok kretek, gula pasir, dan minyak goreng. Sementara itu
penyumbang deflasi, antara lain cabai merah, tomat, udang basah, daging ayam
dan ikan tongkol.
"Beberapa
komoditas pangan kita mengalami deflasi, tetapi masih terjaga dan Nilai Tukar
Petani (NTP) masih cukup baik, menurut data BPS itu naik 1,40 persen dibanding
NTP Agustus, kita harap NTP terus membaik agar petani kita semakin sejahtera," pungkas
Fatoni. (**)