Belum Tersedianya Kantor Baru, Para Menteri di Kabinet Merah Putih Diminta Segera Bersinergi
Kitakini.news -Para menteri yang tergabung dalam Kabinet Merah Putih diminta segera bersinergi dengan berkongsi kantor, terkait dengan belum tersedianya kantor tempat mereka bekerja dikarenakan pemecahan beberapa kementerian.
Baca Juga:
"Kita minta bersinergi dengan
kementerian terkait kantor sementara yang akan digunakan sebelum nantinya
memiliki kantor sendiri," ujar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Sumatera Utara (DPRD Sumut), Rudi Alfahri Rangkuti kepada wartawan di ruang
kerjanya gedung dewan Jalan Imam Bonjol Medan, Jumat (25/10/2024).
Hal ini diutarakan Rudi Alfahri merespon
penambahan jumlah kementerian dari 34 menjadi 48, akibat pemecahan sejumlah
kementerian, kepala badan, dan kepala lembaga setingkat menteri periode
2024-2029.
Perluasan struktur kabinetnya bentukan
Presiden Republik Indonesia ke-8 Prabowo Subianto ini telah menyebabkan
bertambahnya menjadi 112 orang, yang terdiri atas menteri dan wakil menteri dan
setingkat menteri.
Disatu sisi, penambahan para bawahan
Prabowo-GIbran selain sejalan dengan masalah yang akan dihadapi, namun disisi
lain telah mengakibatkan mandegnya kerja mereka akibat ketiadaan kantor.
"Ini bisa kita mengerti, namun saya
kira tidak menjadi masalah serius, karena tujuan pembentukan Kabinet Merah
Putih, jauh lebih besar jangkauannya, yakni 8 misi dan 17 program prioritas
yang sudah dicanangkan oleh Prabowo-Gibran, sehingga apa yang dicita-citakan
bisa terwujud," cetusnya.
Menurut Rudi, jika kementerian yang
dipecah masih memiliki Tupoksi yang relevan, dapat bersinergis menghuni satu
tempat, misalnya Menteri Koordinator (Menko) Infrastruktur dan Pembangunan
Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono.
Meski ini AHY belum punya kantor, lanjut
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN)
ini, kementeriannya merupakan salah satu yang baru dibentuk, namun untuk
sementara dapat berkongsi tempat di kantor induk yang sebelumnya, yakni Kantor
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Dengan sinergitas ini, imbuh Rudi,
kementerian yang terpecah dari induknya atau pembentukan kementerian baru,
dapat menempati kantor yang relevan dengan bidang tugas kementeriannya.
"Saya kira itu gambaran
sederhananya, sinergitas dan konsolidasi dengan menteri terkait, karena
pemerintahan Prabowo-Gibran tentunya akan memperhatikan sarana dan prasarana
untuk kementrian baru," sebutnya.
Selain itu, Rudi juga meminta para menteri yang kini terus digembleng oleh Presiden Prabowo di AKMIL Magelang, setelah ditunjuk dan dilantik, untuk tidak membuat pernyataan yang tidak mewakili kementeriannya.
"Kini kapasitas seorang menteri
harus bermuara ke pemerintah, tidak lagi memberi opini di luar kapasitasnya
sebagai pejabat publik, karena dikhawatirkan menimbulkan gesekan bahkan jadi
bola liar," pungkasnya. (**)