Sebanyak 33 Personel TNI Diduga Terlibat Penyerangan Warga
Kitakini.news - Penyerangan yang diduga dilakukan oleh oknum TNI Angkatan Darat (AD) dari Batalyon Artileri Medan 2105 Kilap Sumagan di Desa Selamat, Kecamatan Sibirubiru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, melibatkan 33 personel.
Baca Juga:
Peristiwa mencekam itu terjadi pada Jumat (8/11/2024) malam hingga Sabtu (9/11/2024). Akibat insiden tersebut, satu orang warga tewas dan enam lainnya mengalami luka-luka.
Sementara itu pasca bentrokan, ratusan warga Desa Selamat membawa jenazah korban meninggal dengan menggunakan mobil Ambulance dan sambil berjalan kaki menuju markas Batalyon Armed 2/10 Kilap Sumagan, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Korban tewas sendiri diketahui bernama Raden Barus dengan sejumlah luka bekas penganiayaan. Namun sebelum sampai ke Markas Batalyon Armed, sejumlah truk TNI menghalau ratusan masyarakat yang membawa jenazah di dalam mobil Ambulance tersebut.
Selanjutnya ratusan warga itu pun berorasi untuk meminta pertanggungjawaban atas tewasnya korban karena dianiaya oleh sejumlah oknum TNI yang diduga bertugas di markas Armed.
Salah satu warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-Biru, Herna menyebut, selain korban tewas, terdapat enam orang warga lainnya yang menjadi korban penganiayaan yang juga diduga dilakukan oleh sejumlah oknum TNI dan mengalami luka-luka dan sebagian korban kini masih dirawat di Rumah Sakit.
"Di bunuh tentara ini masyarakat kami, semuanya 7 orang, 1 yang meninggal dan 6 yang luka-luka. Tentara yang datang banyak, asal siapa yang buka pintu langsung diserang. Kami tak tau masalahnya apa, tak ada kami bermusuhan sama Armed ini. Kami kesini nuntut keadilan. Dia pelindung kenapa dia pembunuh," teriak Herna.
Hal senada juga diutarakan warga lainnya yakni Rofikar Sanjaya Tarigan yang menjadi korban penganiayan mengatakan, peristiwa penganiayaan tersebut itu terjadi, Jumat (8/11/2024) sekira pukul 23.00 WIB, tiba-tiba segerombolan orang berambut cepak yang diduga oknum TNI mendatangi warga Desa Selamat denga membawa senjata tajam melakukan penganiayaan terhadap warga.
Sejumlah warga lainnya yang saat itu mengetahui adanya keributan di kampungnya mencoba untuk keluar rumah, namun malah diserang dan dianiaya oleh segerombolan orang tersebut.
"Saya keluar dari rumah untuk beli rokok dan begitu saya ada keramaian masuk kampung langsung saya lari ke rumah nenek. Didobrak orang itu rumah dan mereka bertanya mana adek saya yang bernama Andre Ginting gitu, setelah itu saya bukan karena takut rusak dan saya keluar habis itu saya dipukuli udah gitu saya juga dibawa ke asrama Armed," kata Rofikar.
Sementara, Kapendam I/BB Kolonel Dody Yudha mengatakan ada 33 personel TNI yang terlibat aksi penyerangan itu pun kini tengah diperiksa. Pemeriksaan terhadap 33 anggota TNI itu dilakukan oleh Pomdam.
Belum diketahui pasti mengapa sekelompok orang berambut cepak tersebut menyerang dan menganiaya warga. Meskipun Kodam 1/ BB telah memberikan pernyataan, namun pihaknya meminta untuk menarik kembali video konferensi pers tersebut. (**)