Warga Tionghoa Gelar Tradisi Perang Air Sambut Imlek di Kepulauan Meranti
Kitakini.news -Masyarakat Tionghoa di Kota Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau menyambut Imlek dengan menggelar tradisi perang air atau Cian Cui. Uniknya, perang air tidak hanya diikuti warga Tionghoa, namun juga berbagai etnis lain di daerah ini.
Baca Juga:
Festival
perang air dipusatkan di Jalan Diponegoro, Kota Selat Panjang. Ribuan warga
memadati kawasan ini untuk mengikuti tradisi Cian Cui yang digelar mulai hari
pertama Imlek hingga satu minggu.
Warga
Tionghoa dari perantauan pulang ke Selat Panjang untuk menyaksikan perang air.
Di antaranya dari Singapura, Malaysia, Kepulauan Riau dan Jakarta.
Cian
Cui pertama kali dimulai tahun 2014. Penggagas even pariwisata ini adalah
mantan Kapolres Kepulauan Meranti Kombes Zahwani Pandra Arsyad.
Awalnya
kebiasaan menyiram air di jalanan saat Imlek menimbulkan keresahan pengendara.
Polres Kepulauan Meranti membuat aturan dan menjadikan tradisi ini sebagai
festival budaya sehingga justru didukung masyarakat.
Tidak
hanya warga Tionghoa, perang air juga diikuti warga Melayu, Minang, Batak,
Jawa, dan Sunda yang berada di Kota Selat Panjang. Suasana keakraban antar
etnis terlihat selama agenda tahunan yang mendapat penghargaan Museum Rekor
Indonesia tahun 2019.
Inisiator
perang air Festival Cian Cui, Kombes Zahwani Pandra Arsyad, Jumat (31/1/2025),
mengatakan festival ini mampu meningkatkan kunjungan wisatawan selama satu
minggu sehingga mendongkrak ekonomi warga setempat.
Tradisi
perang air diharapkan menjadi simbol pemersatu masyarakat yang berbeda latar
belakang suku, agama dan budaya di Kepulauan Meranti.
Ikon pariwisata daerah ini membutuhkan dukungan pemerintah dengan meningkatkan promosi dan menambah fasilitas transportasi.