Menag dan Mensesneg Sepakat Lakukan Pengembangan PTKN di Indonesia

Teks foto: Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas. (Kemenag.go.id)

Baca Juga:

• Jokowi Akan Hadiri Munas ke-14 BKPRMI di Kota Medan Agustus 2024
• Jokowi Tunjuk Menteri PUPR Serta Wamen ATR/BPN Sebagai Plt Kepala dan Wakil Otorita IKN
• Ini 9 Nama Pansel Capim dan Dewas KPK

Kitakini.news – Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Sekretariat Negara Pratikno sepakat bahwa pentingnya pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN).

Bahkan Pratikno menyambut baik program yang telah dilalkukan Menag Yaqut dalam hal pengembangan Perguruan Tinggi binaan Kementeria Agama.

“Saya siap membantu Pak Yaqut untuk mengembangkan perguruan tinggi dibawah naungan Kemenag,” tegas Pratikno di Jakarta, Jumat (25/8/2023).

Pratikno menjelaskan, bahwa untuk mengembangkan Perguruang Tinggi tidaklah mudah. Seorang Rektor sebagai pimpinan tertinggi tidak hanya bertanggungjawab di dalam kampus saja. Namun juga dimana pun mahasiswa itu berada.

Sebelumnya, Yaqut Choli mengatakan dirinya tetap berkomitmen untuk terus memberikan perhatian lebih kepada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri. Langkah afirmasi tetap terus dilakukan agar PRKN dapat segera bertransformasi dari Sekolah Tinggi menuju Institut, bahkan hingga Universitas.

Yaqut mengungkapkan, Kemenag membina sebanyak 72 PTK Negeri, terdiri atas 58 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), 7 Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Negeri, 1 Perguruan Tinggi Keagamaan Katolik Negeri, 4 Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu Negeri, dan 2 Perguruan Tinggi Keagamaan Buddha Negeri.

"Problem pendidikan di Kemenag itu banyak sekali. Utamanya, PTKN di luar PTKIN. Alhamdulillah untuk PTKIN sudah berjalan. Kita akan terus mengafirmasi PTKN selain PTKIN, agar juga bisa segera bertransformasi," tuturnya.

Yaqut menilai proses transformasi PTKN cukup lambat karena persyaratan transformasi terlalu berat. "Ini yang sedang kita diskusikan agar bisa melakukan lompatan PTKN bersama-sama dengan PTKIN," pungkasnya.

Kontributor: Guruh Ismoyo