Butuh Kolaborasi untuk Eliminasi TBC di Kota Medan
href="https://kitakini.news">Kitakini.news - Global TBC Report Tahun 2022 memgungkap kasus TBC di Sumut sebanyak 83,949 ribu kasus. Kini Sumut berada di urutan ke-3 tertinggi di Indonesia, tepat setelah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Baca Juga:
"Kemudian Kota Medan, dengan perkiraan kasus TBC sebanyak 28,233 ribu kasus, berada di urutan pertama tertinggi di Sumut bahkan nasional," kata Kepala Seksi Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Medan, Edy Yusuf dalam Workshop dengan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang di fasilitasi oleh Yapemmas dengan Program AcceleratePenabulu di Medan, Selasa (31/10/2023).
Namun, jelas Edy, hingga 27 Oktober 2023 ini, baru 10,634 ribu kasus TBC yang ditemukan di Kota Medan, jauh dari perkiraan sebanyak 28,233 ribu kasus.
"Perkiraan kita jika hingga akhir Desember 2023 nanti ditemukan 3 ribu kasus, maka baru sekitar 14 ribu kasus Maka masih jauh dari target penemuan kasus ini," jelas dia.
Karena itu, imbuhnya, butuh kolaborasi semua pihak untuk menemukan kasus TBC di masyarakat.
"Semua masyarakat harus paham bahwa TBC memang masalah kita, tapi bukan masalah dia, kamu atau mereka. Makanya harus bersama-sama untuk berkontribusi saling bahu membahu sehingga mencapai target eliminasi TBC," jelas dia.
Edy menjelaskan dapat penanggulangan TBC, Kota Medan juga mengacu kepada arahan kementerian untuk melakukan percepatan pemberantasan.
"Seperti yang akan dilakukan Rabu (1/11/2023) besok dengan Launching Eliminasi TBC, kemudian dilanjutkan dengan lokakarya pada 2-3 November 2023," ungkapnya.
Kata Edy, seperti kasus Covid-19, penanggulangan TBC ini harus dilaksanakan bersama-sama. Lantaran TBC mirip Covid-19, penyebarannya melalui udara. Karenanya, orang-orang terduga adalah yang terpapar, kontak serumah, kontak erat, serta penderita diabetes dan HIV+.
Namun masalahnya, ucap Edy, penanggulangan di lapangan sulit dilakukan lantaran banyak masalah yang harus dihadapi. Diantaranya keengganan penderita TBC berobat karena takut stigma negatif masyarakat.
"Dalam hal ini tidak semua program pemerintah serta merta di dukung masyarakat. Karena itu, kalau pemerintah buat program harus diikuti dengan aturan-aturan, sehingga partisipasi masyarakat besar, " ungkapnya.
Kata Edy, sekarang ini dibutuhkan Perda dan Perwal di Kota Medan agar terdiagnosa TBC mau berobat.
Dalam kesempatan ini Kepala Bappeda Kota Medan Benny Iskandar menjelaskan di RPJMD Kota Medan 2021-2026, sambungnya, sudah ada nomenklatur yang dianggarkan untuk penanggulangan terduga dan terpapar TBC.
Di tahun 2022, jelas dia, Rp 2,75 miliar dana APBN yang dialokasikan untuk penanggulangan TBC Kota Medan, dan dari APBD Kota Medan dialokasikan Rp 379 juta.
"Makanya kita perlu menggali CSR untuk membantu dalam penanggulangan TBC sepenuhnya. Lantaran tim penanggulangan sudah dibentuk sejak 2017, tapi kita masih peringkat pertama kasus TBC," ungkapnya.
Untuk itu, dalam kesempatan ini, OMS menyatakan kesediaanya untuk membantu dalam penanggulangan TBC di Kota Medan.