Secara Daring, Sekda Kota Binjai Ikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi

Kitakini.news - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Binjai Irwansyah Nasution mengikuti ikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian secara virtual, Rabu (3/1/2024).

Baca Juga:

• DPRD Sumut Desak Sekwan Lebih Sigap Urus SK Pengesahan Pimpinan Dewan ke Mendagri
• Inflasi Oktober di Sumut: Petani Perkebunan Nikmati Kenaikan NTP
• Harga Cabai Merah Turun, Petani Sumut Terancam Rugi

Hadir dalam rapat tersebut Command Center Kepala Staf Kodim 0203/Lkt Mayor Inf Abner Bangun, Kabagren Polres Binjai Kompol Misrianto, Kasi Barang Bukti Kajari Binjai Adi Chandra, Asisten II Pemko Binjai Aldi Agustian, Kepala BPKPAD Kota Binjai, Erwin Toga Purba, Kepala Inspektorat Kota Binjai Eka Edi Saputra.

Hadir juga Kabag Perekonomian Setdako Binjai, Andi Affandi, Kadishub Kota Binjai, Chairin Simanjuntak, Kadis Ketapang Kota Binjai, Ralasen Ginting, Kadis Perindag Kota Binjai Hamdani Hasibuan.

Rapat yang turut dihadiri oleh gubernur, bupati/walikota se-Indonesia itu sudah dilakukan keempat kalinya oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebagai upaya dalam mengendalikan Inflasi Daerah.

Pada kesempatan itu, Mendagri Tito Karnavian mengatakan bahwa perkembangan inflasi global, Indonesia menduduki posisi ke 53 dari 186 negara didunia, peringkat ke-7 dari 24 Negara G20, dan peringkat ke-4 dari 11 Negara ASEAN.

"Berdasarkan data yang dihimpun dari BPS, tingkat inflasi bulan ke bulan (Desember 2023 terhadap November 2023) sebesar 0,41persen, sedangkan inflasi tahun ke tahun dan inflasi tahun kalender (Desember 2023 terhadap Desembwr 2022) sebesar 2,61 persen," jelas Mendagri Tito.

Maka dapat disimpulkan, tingkat Inflasi Bulanan Desember 2023 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan tekanan inflasi tahunan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

"Kita jangan pernah bosan mengendalikan inflasi karena ini menyangkut stabilisasi harga bahan pangan. Berbagai survei yang ada mengkonfirmasi ada dua isu utama di masyarakat yakni tentang lapangan pekerjaan dan stabilisasi harga bahan pangan. Kita melihat gejolak di berbagai negara dipicu oleh masalah pangan, yang berdampak pada gejolak politik dan keamanan," tutup Tito. (**)