Jumat, 08 November 2024

Penelitian: Mobil Tiongkok Digemari Konsumen Indonesia

Fitri - Kamis, 04 Januari 2024 20:16 WIB
Penelitian: Mobil Tiongkok Digemari Konsumen Indonesia
Istimewa
Terdata sebanyak 60 persen  konsumen Indonesia menggemari mobil-mobil buatan Tiongkok.
Kitakini.news -Berdasarkan hasil studi terbaru tentang pasar otomotif regional, terdata sebanyak 60 persen konsumen Indonesia menggemari mobil-mobil buatan Tiongkok.

Baca Juga:

Beberapa alasannya adalah karena harga yang terjangkau, ragam fitur inovatif, serta mobilitas dan kenyamanan.

Hal ini diutarakan oleh Konsultan komunikasi Asia Tenggara, Vero, dan perusahaan manajemen pemasaran terpadu asal Tiongkok, WeBridge, meluncurkan analisa komprehensif melaluI sosial listening terhadap percakapan konsumen tentang mobil Tiongkok.

Studi yang berjudul "The Road to Southeast Asia: A Study of Consumer Perceptions and Market Opportunities for Chinese Automotive Brands" menggali lanskap untuk Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Studi ini mengungkap bahwa 40% dari percakapan online terkait dengan merek-merek China di Indonesia berkisar pada harga produk dan layanan mereka yang kompetitif, sementara 29% berfokus pada teknologi dan inovasi, secara khusus menyoroti elektronik dan kendaraan.

Konsumen Indonesia juga sangat tertarik dengan fungsional dan desain dari produk China, serta ketersediaannya melalui saluran online dan offline.

Selain itu, terdapat minat yang cukup besar di kalangan konsumen Indonesia terhadap kendaraan listrik (EV), hal ini dibuktikan dengan volume pencarian yang signifikan untuk kata kunci yang berkaitan dengan penghematan energi, mobil listrik, dan efisiensi energi.

Mobil listrik dianggap lebih hemat energi serta biaya dalam pengoperasian dan dan perawatannya dibandingkan kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE).

Vero dan WeBridge juga menganalisis faktor-faktor utama yang mempengaruhi keputusan dalam membeli mobil di Indonesia. Dengan menggunakan teknik social listening, penelitian ini mengungkapkan bahwa sebagian besar konsumen (33%) memandang bahwa memiliki mobil sebagai preferensi pribadi, yang menandai mobil sebagai pilihan gaya hidup.

Efisiensi dalam berkendara menyumbang 28% dari percakapan online, sementara mobilitas dan kenyamanan menyumbang 15%, menyoroti semakin pentingnya pilihan transportasi yang dipersonalisasi di kalangan konsumen Indonesia.

Kepemilikan mobil memungkinkan pengemudi untuk menghindari kerumitan bus yang penuh sesak atau waktu tunggu yang lama dalam perjalanan sehari-hari.

Namun, konsumen Indonesia merasa bahwa biaya kepemilikan mobil yang tinggi (38%) dan kurangnya infrastruktur (21%) menjadi penghalang untuk membeli mobil. Meskipun masyarakat Indonesia menilai bahwa memiliki mobil adalah untuk kenyamanan berkendara, 17% menyatakan bahwa kemacetan lalu lintas juga menjadi kendala utama.

Dengan harga yang terjangkau sebagai nilai jual utama untuk mobil-mobil China di Indonesia, merek-merek otomotif China dapat memposisikan diri mereka secara strategis untuk unggul di pasar yang kompetitif ini dengan mengoptimalkan strategi penetapan harga.

Menurut para eksekutif komunikasi Vero yang memimpin penelitian ini, konsumen Indonesia mencari cara yang dapat diandalkan dan hemat biaya untuk memudahkan perjalanan mereka, dan ketersediaan pilihan yang ramah anggaran dari merek-merek China sesuai dengan permintaan ini

Diskusi di kalangan konsumen tentang kendaraan listrik dan efisiensi energi serta manfaat lingkungannya juga memberikan keunggulan unik bagi ragam merek di pasar Indonesia.

Dengan China sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di dunia dan Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia (komponen utama untuk baterai kendaraan listrik), kedua negara dapat bekerja sama untuk mempromosikan elektrifikasi industri otomotif Indonesia.

Quang Do, Vero Vice President IMC Consulting, yang merupakan salah satu eksekutif yang memimpin penelitian ini menyebutkan, merek kendaraan listrik China dapat memperkuat kampanye mereka di Indonesia melalui pesan keberlanjutan yang otentik, dengan menyoroti tujuan mobilitas ramah lingkungan di Indonesia dan manfaat lingkungan dari peralihan ke kendaraan listrik.

"Mereka dapat menarik perhatian konsumen terhadap keberlanjutan dengan mempromosikan EV sebagai penanda gaya hidup modern, bukan hanya sebagai tren sesaat, terutama karena Indonesia dianggap sebagai salah satu penghasil emisi karbon terbesar di kawasan ini," sebutnya.

Selain itu Merek-merek China juga dapat menggali lebih dalam untuk mengatasi masalah konsumen dalam adopsi kendaraan listrik, seperti infrastruktur pengisian daya dan sistem penukaran baterai yang nyaman.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru