Serunya Tradisi Adat Nagari Sungai Tanang “Bacarotai” Ikan

Kitakini.news -Ribuan warga di kaki Gunung Singgalang, Sumatera Barat, gelar Alek Nagari Bacarotai yakni tradisi menangkap ikan larangan yang sudah berlangsung awal abad 19 lalu.
Baca Juga:
Beginilah
suasana kemeriahan Alek Nagari Bacarotai (menangkap ikan bersama-sama) di
daerah Sungai Tanang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (21/1/2024). Ribuan
warga dari berbagai daerah turun ke kolam penampuangan air untuk menjaring ikan
dengan peralatan seadanya.
Bacarotai
adalah warisan tradisi budaya di Nagari Sungai Tanang, Kecamatan Banuhampu
Kabupaten Agam dan dilakukan sekali lima tahun. Kegiatan ini sudah berlangsung
sejak awal Abad 19 silam dan saat ini sudah menjadi kalender wisata yang
ditunggu-tunggu oleh warga dan wisatawan.
Acara
berlangsung dari pukul 7 pagi hingga siang hari dan peserta tidak dikenakan
biaya sekaligus dilarang membawa jaring tangkap ikan yang besar.
Nurul
salah seorang peserta Bacarotai ini mengaku senang bisa kembali mengikuti acara
ini, sudah lima tahun lalu ia menunggu acara ini, selain mendapat puluhan kilo
ikan dalam kegiatan ini ia dapat bertemu dan silaturahmi dengan family dan para
sahabatnya.
Animo
masyarakat sangat tinggi mengikuti kegiatan ini, dan Tabek Gadang Sungai Tanang
ini merupakan salah satu kolam terbesar di Kabupaten Agam, panjangnya sekitar
800 meter dan lebar 50 meter dengan titik terdalam mencapai 3 Meter.
Dahulunya
lahan ini milik ampek suku di Sungai Tanang, yakni suku Koto, Simabua Tangah,
Sikumbang, dan Pisang, yang kini sudah menjadi aset Masjid Jamiak Sungai
Tanang.
Agar
memudahkan peserta dalam menangkap ikan, sebelum kegiatan dimulai kolam ini
secara perlahan disusutkan airnya. Saat airnya sudah berketinggian di bawah
satu meter, warga kemudian berhamburan mengepung ikan menggunakan tangguknya
untuk menangkap segala jenis ikan air tawar seperti Ikan Mas, Mujair, Nila dan
Tawas.
Ikan yang ada di Tabek Gadang juga bukan merupakan ikan
larangan, tetapi karena atas perintah dan kesadaran dari dalam diri masyarakat
Nagari Sungai Tanang, ikan-ikan yang ada di Nagari Sungai Tanang tetap terjaga.
Karena pada prinsipnya para masyarakat Nagari Sungai Tanang
mempunyai suatu pikiran yang sama yaitu ikan yang ada Tabek Gadang nantinya
akan dinikmati dirinya juga maka dirinya juga yang akan menjaganya.
Mulai dari kecil hingga dewasa semua pola pikir mereka sama.
Tidak ada pernah ada niatan dalam diri para masyarakat Nagari Sungai Tanang
untuk mencuri.
Walaupun dia ingin mengambil ikan tersebut malah mereka
meminta izin kepada Datuak atau petinggi adat di Nagari Sungai Tanang. Mungkin
hal mereka mengambil ikan karena faktor tidak ada makanan yang dimakan di rumah
atau ada acara nagari yang ingin diadakan.
Kegiatan ini sendiri banyak dampaknya bagi masyarakat seperti untuk pembangunan, mendorong terjadinya kebersamaan dan rasa berbagi antara satu dengan yang lainnya.