Universitas Hamline Pecat Dosen Yang Tampilkan Gambar Visual Nabi Muhammad SAW
Kitakini.news – Universitas Hamline telah dosennya
dikarenakan menampilkan gambar visual yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW di
kelas Online, Oktober 2022 lalu.
Baca Juga:
Kelakuan dosen yang mengajar Perguruan Tinggi Seni Liberal yang berada di St. Paul, Minnesota, Amerika Serikat itu, telah menyebabkan kemarahan diantara beberapa mahasiswa Muslimnya.
Dilansir dari Republika.co.id, Sabtu (7/1/2023), dosen itu menunjukkan lukisan abad pertengahan yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW dalam kelas online tentang sejarah seni global.
Dosen yang namanya tidak disebutkan itu membagikan dua lukisan abad ke-14 dan ke-16 yang menggambarkan Nabi.
Karya pertama adalah penggambaran
abad ke-14 tentang Nabi yang menerima wahyu pertamanya dari Malaikat Jibril
oleh Rashid al-Din, sedangkan yang kedua adalah Nabi dengan kerudung dan halo,
dilukis oleh Mustafa ibn Vali.
Meski begitu, sebelum menampilkan gambar, dosen dilaporkan mengeluarkan peringatan lisan dan tertulis mengenai isi kelas. Hal itu untuk mengingatkan siswa yang merasa tidak nyaman melihat gambar untuk meninggalkan kelas.
Penggambaran visual Nabi Muhammad dianggap dilarang oleh sebagian besar cendekiawan Muslim. Isu tersebut kemudian diangkat oleh Presiden Muslim Student Association (MSA) Aram Wedatalla yang menghadiri kelas tersebut.
Wedatalla mengeluh kepada
administrasi universitas dan mengatakan bahwa tindakan dosen itu tidak sopan
dan menyinggung umat Islam.
"Sebagai seorang Muslim dan orang kulit hitam, saya
tidak merasa menjadi bagian dari diri saya, dan saya rasa saya tidak akan
pernah menjadi bagian dari komunitas di mana mereka tidak menghargai saya
sebagai anggota dan mereka tidak menunjukkan rasa hormat yang sama yang saya
tunjukkan kepada mereka," katanya kepada The Oracle.
Satu bulan kemudian, universitas tidak memperbarui kontrak profesor dan menyebut tindakannya tidak dapat disangkal, tidak sopan, dan masuk dalam Islamofobia.
Profesor tersebut meminta maaf kepada MSA karena membuat siswa tidak nyaman dan menekankan bahwa tidak pernah bermaksud untuk tidak menghormati siswa di kelasnya.
Redaksi