Pembina PSMS Sesalkan Stadion Utama di Desa Sena Belum Bisa Jadi Home Base
Kitakini.news -Pembina PSMS Medan, Edy Rahmayadi, mengekspresikan kekecewaannya karena stadion utama yang sedang dibangun di Sport Center, Desa Sena, Deli Serdang, belum bisa digunakan sebagai markas bagi tim berjuluk Ayam Kinantan.
Baca Juga:
Dalam acara peluncuran tim dan jersey PSMS Medan, Edy menjelaskan bahwa stadion yang berdiri di lahan seluas 300 hektar tersebut seharusnya sudah siap digunakan.
"Kami sudah menyiapkan segala sesuatu semaksimal mungkin dengan coach kami. Semoga pilihan-pilihan pemain hasil talent scouting, termasuk pemain dari luar, dapat membawa PSMS ke Liga 1," kata Edy di sela peluncuran tim dan jersey PSMS Medan, di Pos Bloc, Medan, Kamis (5/9/2024).
Ia mengungkapkan kekecewaannya karena stadion yang dibangun belum bisa digunakan hingga saat ini, bahkan tidak dapat dipakai saat PON.
"Stadion yang sedang dibangun di Kampung Sena merupakan proyek yang sangat kami harapkan bisa menjadi home base PSMS. Namun, komitmen pihak-pihak terkait kurang, dan hingga saat ini stadion tersebut belum dapat digunakan. Saya mencoba mempelajari situasi ini, bahkan saat PON, stadion itu tidak bisa dipakai," tambahnya.
Edy berharap stadion yang saat ini digunakan oleh tim putri PON di Pancing bisa menjadi alternatif. "Kami berharap stadion yang dipakai oleh PON putri di Pancing dapat digunakan lebih optimal setelah dilakukan assessment oleh PSSI. Sementara itu, stadion di Pakam (Stadion Baharuddin Siregar Lubukpakam) akan digunakan untuk PSMS Medan," ungkap Edy.
Ia juga menyoroti bahwa dengan kualitas yang ada saat ini, PSMS Medan harus memanfaatkan segala peluang untuk mencapai target lolos ke Liga 1.
"Dengan kondisi saat ini, kami harus memaksimalkan kesempatan yang ada. Kami sudah mendapatkan pelatih dan pemain yang berkualitas. Dengan modal tersebut, kami yakin bisa berjuang untuk membawa PSMS ke Liga 1, dan langkah berikutnya adalah menjuarai Liga 1. Kami berharap ini dapat memotivasi atlet bola dan melahirkan pemain-pemain berkualitas seperti yang pernah dimiliki Sumatera Utara," pungkas Edy.