Selasa, 06 Mei 2025

Pelatih Cabor Sumut Kecewa Bonus PON 2024 Lebih Kecil dari PON Papua

Atlet dan Pelatih Kecewa Bonus PON XXI Dipotong, KONI Sumut Cari Solusi
Sukri - Sabtu, 22 Maret 2025 04:23 WIB
Pelatih Cabor Sumut Kecewa Bonus PON 2024 Lebih Kecil dari PON Papua
istimewa
Perwakilan pelatih dan atlet Sumut yang meraih medali di PON 2024 saat bersilaturahim dengan KONI Sumut.

Kitakini.news -Sejumlah pelatih cabang olahraga (cabor) di Sumatera Utara mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap besaran bonus yang diberikan pada PON XXI Aceh-Sumut 2024. Pasalnya, nominal yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan PON XX Papua 2021, terutama bagi para pelatih.

Baca Juga:

Zulkifli Lubis, pelatih Muaythai Sumut, menyoroti perubahan nominal bonus serta pemotongan pajak yang menjadi perhatian utama mereka.

"Kami berharap janji Pj Gubernur Sumut kepada pelatih dan atlet mengenai kenaikan bonus dibanding PON Papua benar-benar direalisasikan. Tak masalah jika kenaikannya hanya Rp10 juta, Rp5 juta, atau bahkan Rp2 juta. Apalagi sekarang ada pemotongan pajak, berarti jumlah yang diterima semakin berkurang," ujar Zulkifli saat bersilaturahim dengan KONI Sumut bersama perwakilan atlet dan pelatih di Aula KONI Sumut, Jalan Willem Iskandar, Jumat (21/3/2025).


Ia membandingkan nominal bonus yang diterima pelatih pada PON Papua dengan yang diberikan di PON Aceh-Sumut.


"Pada PON Papua, pelatih mendapatkan Rp100 juta untuk satu emas, Rp50 juta untuk perak, dan Rp25 juta untuk perunggu. Sekarang, emas hanya Rp50 juta, perak Rp25 juta, dan perunggu Rp15 juta. Padahal, kami sudah memenuhi target membawa Sumut masuk lima besar, bahkan sampai peringkat empat," tambahnya.


Senada dengan Zulkifli, Herianto, pelatih Wushu Sumut, juga menyoroti besarnya penurunan bonus bagi pelatih.


"Penurunannya memang sangat signifikan, dan ini tentu berdampak pada motivasi kami ke depan," katanya.


Sementara itu, Sadarmawati Icen, pelatih Kickboxing, menegaskan bahwa kedatangan mereka ke KONI Sumut bukan untuk mencari konfrontasi, melainkan memperjuangkan hak para atlet dan pelatih.


"Setelah mendapat penjelasan, ternyata KONI dan Pengprov tetap memiliki pemahaman yang sama," ujarnya.


Namun, ia juga mengingatkan bahwa perjuangan para atlet selama tiga tahun menjalani Pelatda PON 2024 penuh dengan pengorbanan besar.


"Bahkan ada yang sampai berhenti kerja dan kuliah. Sekarang kami memperjuangkan hak setelah berjuang demi Sumatera Utara," tegasnya.


Menanggapi keluhan para pelatih, Wakil Bendahara Umum (Wabendum) KONI Sumut, TP Sihombing, menegaskan bahwa sistem perhitungan bonus telah disusun secara rinci dan transparan.


"Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban, saya dan tim yang menyusunnya. KONI Sumut tidak pernah menyerahkan uang tunai, semuanya melalui transfer," jelas Sihombing.


Ia juga menyebut bahwa perbedaan sistem pencairan bonus antara PON Papua dan PON Aceh-Sumut turut mempengaruhi besaran yang diterima oleh pelatih dan atlet.


"Mengenai kenaikan bonus, KONI sangat setuju dan akan membicarakannya lagi dengan Kadispora. Saya yakin Kadispora juga akan memperjuangkan ini karena dia berasal dari dunia olahraga, bahkan ayahnya juga seorang atlet," pungkasnya.



Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru