Larangan Suporter Tim Tamu ke Stadion, Klub Suporter PSMS tak Setuju
Kitakini.news - Klub suporter PSMS Medan Kami Anak Medan Pencinta Ayam Kinantan (KAMPAK) Fans Club (FC) angkat bicara terkait keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) melarang suporter tim tamu untuk datang ke stadion pertandingan.
Baca Juga:
Ketua KAMPAK FC, M Faisal mengatakan beberapa musim ke belakang termasuk musim Liga 2 lalu tak ada masalah antar suporter. Selama ini kata dia, kedatangan suporter tim tamu merupakan ajang silaturahmi dengan klub suporter tim tuan rumah
"Ini kita cerita Liga 2, sebenarnya suatu kebangaan kita bisa hadir langsung untuk mendukung tim kebanggaan di kandang lawan. Bisa bersilaturahmi dengan saudara-saudara kita suporter tim lain menjadi sebuah hal yang dinanti setiap liga bergulir," katanya Senin (28/08/2023).
M Faisal mengaku, KAMPAK FC keberatan dengan keputusan oleh PT LIB. Apa lagi kata dia, bukan klub Liga 2 yang menjadi pemicu kerusuhan antar suporter. .
"Kan ini kebijakan keluar atas terjadinya kejadian Kanjuruhan kemarin, merembet lah sampai ke Liga 2. Beberapa pertandingan Liga 1 yang sudah berjalan saat ini juga sering terjadi keributan antar suporter. Yang kami sayangkan, tim-tim Liga 2 ini kan terkena imbasnya," ucap M Faisal.
Kata M Faisal, pihaknya mendukung PSMS Medan yang akan meminta PT LIB meninjau ulang kebijakan pertandingan tanpa suporter tamu.
"Karena kita juga bagian dari PSMS, kita setuju kalau dari klub yang kita dukung mau berbuat seperti itu," paparnya.
M Faisal juga berharap, suporter klub-klub Liga 2 lainnya bisa mengikuti jejak PSMS Medan atau setidaknya sependapat.
"Harapan kita semoga klub-klub lain di Liga 2 bisa sependapat dengan PSMS Medan, agar kebijakan PT LIB bisa dikaji ulang," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum SMeCK, Lauren, menyebutkan hanya 25 orang suporter tim tamu yang diperbolehkan datang ke stadion. Hal itu menurutnya malah berpeluang menimbulkan benih-benih kericuhan. Pasalnya, bagi suporter lain akan datang ke stadion tanpa menggunakan atribut khasnya, dan akan lebih leluasa bertindak sesuka hati.
"Ini jadi rancu, semua tim punya basis suporter masing-masing. Kalau suporter datang ke stadion dengan atribut suporter, kami bisa memberikan imbauan untuk tidak berbuat onar. Tapi kalau datang ke stadion pakai pakaian biasa, di situ lah biasanya awal permasalahan timbul," kata Lauren dikonfirmasi Minggu (27/08/2023).
Reporter: Sukri Harahap
Redaksi