Harga beras dan cabai terpantau menjadi pemicu inflasi selama Agustus.
Harga beras dan cabai terpantau menjadi pemicu inflasi selama Agustus.
Suasana di pasar tradisional beberapa waktu lalu. (foto : dokumentasi)
Kitakini.news - Sumatera Utara (Sumut) merealisasikan deflasi pada bulan Agustus 2023. Kondisi ini menurut ekonom Sumut Gunawan Benjamin diluar perkiraaan, lantaran harga beras dan cabai memang terpantau menjadi pemicu inflasi selama Agustus.
Namun, sambungnya, realisasi deflasi dibulan agustus 2023 secara bulanan sebesar 0.07% di Sumut, tentunya menjadi kabar menggembirakan. Dan memutarbalikan kekuatiran akan inflasi, seiring dengan kenaikan harga beras selama bulan agustus ini.
"Saya awalnya sempat mengkuatirkan harga beras dan cabai merah yang naik tinggi akan menyumbang inflasi yang signifikan pada bulan Agustus kemarin," tandasnya.
Sementara harga telur ayam mengalami penurunan dalam sepekan terakhir. Mengacu kepada PIHPS, dalam sepekan terakhir harga telur mengalami penurunan di sejumlah kota di Sumut seperti kota Medan, Pematang Siantar dan Padang Sidempuan.
"Dalam sepekan ini harga telur ayam turun 4.2% di kota medan, di padang sidempuan anjlok 5.3% dan di pematang siantar anjlok 7.4%," ungkap Ketua Tim Pemantau Harga Pasar Sumut ini.
Di level peternak harga telur ayam anjlok dalam rentang Rp 80 hingga Rp 100 per butirnya dalam sepekan terakhir. Penurunan harga telur ayam tersebut justru terjadi saat harga pakan mengalami kenaikan.
"Harga pakan dari pecahan padi (dhedheug) mengalami kenaikan saat harga beras naik seperti saat ini. Sementara itu, harga jagung juga masih bertahan mahal di level Rp 5.900 per Kg," tukasnya.
Kata Gunawan, penurunan harga telur ayam ini masih belum terjawab sejauh ini. Namun dia menilai penurunan ini dikarenakan demand atau permintaan yang mengalami penurunan.
"Ditengah situasi sekarang ini, peternak yang saya observasi mengharapkan adanya pembelian pemerintah, seperti yang pernah dilakukan saat pemerintah menggelontorkan bansos bantuan pangan agar demand membaik dan harga telur ayam bisa pulih," ungkapnya.
Kata Gunawan Peternak telur ayam ini memiliki resiko yang besar saat harga jual telur dalam tren menurun. Terlebih jika penurunan harga telur ayam berlangsung untuk waktu yang cukup lama. Berbeda dengan peternak ayam broiler, dimana saat terjadi penurunan maka kerugian peternak akan dikalkulasikan ulang untuk dijadikan acuan beternak selanjutnya.
Berbeda dengan peternak ayam petelur, harga bibit indukan ayam petelur (pullet) yang mencapai 80 ribu per ekor, tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama agar BEP (balik modal).
Sehingga saat kondisi harga telur ayam yang anjlok, campur tangan pemerintah dalam mendongkrak demand atau permintaan sangat diharapkan oleh para peternak.
Reporter : Siti Amelia
Like
Dislike
Love
Angry
Sad
Funny
Wow
Dipimpin AKBP Dudung, Polres Padangsidimpuan Ungkap peredaran Sabu 3 Kg
Sep 05, 2023Alamak, Pengedar 3 Kg Sabu di Padangsidimpuan Terancam Hukuman Mati
September 05, 2023Dipimpin AKBP Dudung, Polres Padangsidimpuan Ungkap peredaran Sabu 3 Kg
September 05, 2023
Komentar 0