Kitakini.news – Pemuda pemukimYahudi selama liburan Tahun Baru lalu telah melakukan perusakan Pemakaman Kristen di Yerusalem Timur yang diduduki Israel.
Mereka
melakukan aneka pengrusakan seperti menghancurkan salib dan merobohkan batu
nisan di lebih dari 30 kuburan.
Serangan di Pemakaman Protestan Gunung Zion yang bersejarah itu terjadi sekitar pukul 15.20 hari Minggu. Pengrusakan itu baru diketahui pada Selasa malam.
Rekaman
kamera keamanan menunjukkan setidaknya dua pemuda pengacau membobol kuburan dan
menghancurkan salib. Mereka juga melemparkan batu besar dan potongan marmer ke
kuburan, seraya menghancurkan ikonografi Kristen.
Gereja Episkopal di Yerusalem dan Timur Tengah mengatakan dalam sebuah pernyataan, banyak dari batu nisan yang hancur itu berada pada makam-makam tokoh bersejarah, termasuk pendiri Jerusalem University College. “Di antara batu nisan yang dilenyapkan adalah salah satu patung yang berisi patung Pendeta Samuel Gobat, uskup Protestan kedua di Yerusalem dan pendiri Perguruan Tinggi Universitas Yerusalem, yang secara resmi dikenal sebagai Sekolah Gobat,”bunyi pernyataan itu.
Ada pula tiga batu nisan dari petugas polisi Inggris yang meninggal di Palestina selama wilayah itu berada dalam mandat Inggris.
Melansir
dari Inilah.com, Kamis (5/1/2023), Polisi Israel mengatakan bahwa identitas
penyerang masih belum diketahui, namun mereka telah membuka penyelidikan untuk
kasus tersebut.
Pemakaman itu adalah salah satu situs ikonik Yerusalem. Pemakaman dibangun
pada 1848, berdekatan dengan Kota Tua di Gunung Zion, di sebidang tanah milik
Universitas Yerusalem, yang mengajarkan teologi Kristen. Orang Kristen percaya
bahwa Perjamuan Terakhir Yesus terjadi di Gunung Sion.
Pemakaman itu juga menaungi 77 makam personel militer Inggris dan 73 makam polisi Palestina yang gugur selama Perang Dunia Kedua. BBC menulis, Komisi Makam Perang Persemakmuran mengatakan terkejut dengan vandalisme tersebut, dan mulai bekerja untuk melakukan perbaikan sepenuhnya
Gereja
Episkopal juga mengutuk serangan itu. “Banyak salib batu yang juga menjadi
sasaran para pengacau, jelas menunjukkan bahwa tindakan kriminal ini dimotivasi
fanatisme agama dan kebencian terhadap umat Kristiani.”
“Keuskupan Episkopal Yerusalem mengutuk tindakan penodaan yang sembrono ini dan menyerukan pihak berwenang untuk mencari, menangkap, dan menuntut para pelaku kejahatan terorisme ini dengan hukuman seberat-beratnya, termasuk undang-undang yang berkaitan dengan kejahatan rasial,” ujar pernyataan itu
Oliver
Hersey, presiden Jerusalem University College, mengatakan, “Departemen
Kepolisian Mount Zion bekerja dengan staf di Jerusalem University College untuk
mengidentifikasi dua pria muda yang tertangkap kamera keamanan melemparkan
potongan besar salib marmer ke batu nisan, dalam upaya memulihkan perdamaian.
dan keamanan bagi mereka yang tinggal di komunitas Gunung Zion.”
Dalam
beberapa tahun terakhir, penyerangan terhadap situs-situs Kristen di Yerusalem
telah mendorong para pemimpin gereja untuk memperingatkan bahwa mereka merasa
tidak aman di bawah diskriminasi Israel.
Pada Desember 2021, para patriark dan kepala gereja di Yerusalem memperingatkan bahwa “Umat Kristen telah menjadi sasaran serangan yang sering dan berkelanjutan oleh kelompok radikal pinggiran”, mengacu pada aktivis sayap kanan Israel.
Redaksi
Tulis Komentar