Perayaan Imlek, Vihara Siu San Keng Dihiasi Lampion

$rows[judul] Keterangan Gambar : Kegiatan jelang perayaan Imlek 2023 di Vihara Siu San Keng. (Desrin Pasaribu)

Kitakini.news - Tempat Ibadah Vihara Siu San Keng yang berlokasi di Jalan Medan-Belawan Km 17  Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, Sumatera Utara dihiasi banyak lampion pada perayaan Tahun Baru Imlek pada Minggu (22/1/2023).

Terlihat di lokasi, pernak-pernik lampu lampion ada di sejumlah ruangan, kamar dan beberapa tempat yang akan digunakan umat untuk beribadah atau sembahyang.

Ketua Vihara Siu San Keng, Agus Besi saat diwawancarai sejumlah wartawan menyampaikan, pihaknya mempersiapkan segala sesuatunya jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2023.

"Persiapannya seperti biasa, mulai dari bersih-bersih, memasang lampion dan sebagainya, sehingga nanti pada 21 Januari malamnya sudah siap untuk ditempati sembahyang," tuturnya akhir pekan lalu.

Sebab katanya, pada 21 Januari sekitar pukul 22.00 WIB, pesembahyang akan melakukan sembahyang dan kumpul-kumpul semacam sedekah.

“Kalau dulu sebelum pandemi 19 banyak datang dari luar Kota Medan, belum tahu kalau sekarang," kata Agus Besi.

Tahun baru 2574 Imlek saat ini sebut Agus Besi, adalah simbol tahun kelinci, yang punya arti lunak dan damai.

"Kelinci itu lunak dan tidak geger, kemungkinan geger itu kecil. Mudah-mudahan itu terjadi," harap dia.

Ia juga berharap, pada tahun kelinci ke depan persatuan dan kesatuan tetap terjaga dan berjalan baik serta tidak ada masalah. 

Dia juga mengatakan Vihara Siu San Keng ni Vihara memiliki bangunan bersejarah peninggalan kolonial Belanda dan termasuk vihara tertua di Kota Medan.

“Vihara Siu San Keng yang usianya sudah lebih 100 tahun beberapa kali direnovasi hanya dipisahkan Jalan Yos Sudarso dengan Masjid Osmani maka dianggap sebagai simbol keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama, jelas Agus Besi.

Vihara Siu San Keng berdiri sejak tahun 1890, didirikan oleh Shia Eng Tjai, bersama sebelas orang lainnya.

Vihara ini juga merupakan salah satu bukti keberadaan etnis Tionghoa yang sudah lama di Kota Medan.

Bangunan vihara, yang didominasi oleh warna merah ini dihiasi oleh berbagai ornamen dan patung macan dan naga di setiap bilik pintu masuk, pondasi bangunan bahkan di ujung atap vihara.

Terdapat beberapa bagian vihara yang mengalami perombakan, namun bangunan asli dari vihara ini tetap dijaga dan dipertahankan seperti patung dewa dan dewi yang telah berusia ratusan tahun masih tetap terjaga.

Salah satu pemgunjung, Aisyah mengatakan Vihara Siu San Keng yang berdiri berseberangan atau berdekatan sekitar 100 meter dengan Masjid Osmani menjadi cagar budaya yang harus terus dilestarikan dikawasan tersebut.

Ramai dikunjungi bukan hanya etnis Tionghoa saja, melainkan masyarakat dari berbagai latar belakang agama sering datang untuk sekedar menikmati keindahan vihara, kerap memenuhi salah satu objek wisata religi ini.

 

 

 

Kontributor: Desrin Pasaribu

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)