Tudingan Cawe-cawe Pilgub Sumut, Nezar Djoeli: Awas Pengalihan Isu
Kitakini.news -Beberapa hari lalu beredar kabar di media terkait tudingan adanya kampanye terselubung atau Cawe-cawe Pj Gubernur Sumut, Agus Fatoni yang 'menggendong' nama Bobby Nasution untuk safari dakwah jelang PON di sejumlah kabupaten/kota. Namun menurut Ketua DPW PSI Sumut, HM Nezar Djoeli ST justru perlu diawasi sebagai upaya pengalihan isu.
Baca Juga:
"Wajar saja ketika ada kegiatan Pj
Gubernur, mengikutsertakan para kepala daerah (kabupaten/kota). Termasuk
bersandingan fotonya di spanduk atau baliho. Jadi yang seperti itu sudah
berlangsung sejak lama, biasa aja," ujar Nezar Djoeli kepada wartawan di Medan,
Rabu (14/8/2024).
Namun menurut Nezar, dugaan cawe-cawe
itu tidak tepat. Sebab, saat ini memang ada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON)
XXI/2024. Di mana Sumut sebagai tuan rumahnya. Karena itu, safari dakwah
menjadi satu dari sekian banyak cara menyosialisasikan kegiatan skala nasional
kepada masyarakat di berbagai daerah.
"Jika dalam safari dakwah itu ada nama
Bobby Nasution, itukan dalam kapasitasnya sebagai Walikota Medan. Dan bukan
hanya dia yang hadir, termasuk juga bupati dan walikota yang lain. Terutama
yang daerahnya menjadi tempat pelaksanaan pertandingan/perlombaan cabang
olahraga tertentu," sebutnya.
Dalam kaitannya dengan tudingan
cawe-cawe itu, Nezar justru memberikan pandangan yang berlawanan. Sebab jika Pj
Gubernur Sumut Agus Fatoni dituding berpihak ke bakal calon tertentu, maka ia
menganggap hal ini sebagai pengalihan isu. Sehingga sorot mata publik akan
tertuju pada potensi dugaan kecurangan Pilkada.
"Saya hanya mengingatkan, awas
pengalihan itu. Alasannya sederhana, para pejabat khususnya eslon II itu kan
semuanya pernah bersama dengan Pak Edy Rahmayadi. Walaupun dia bukan petahan,
tetapi tak bisa kita abaikan jika ada kemungkinan pejabat yang masih loyal ke
Edy. Siapa tahu sampai sekarang masih intens komunikasinya," tegas Nezar.
Karena itu Nezar mengingatkan agar
publik tidak terjebak wacana dan tudingan cawe-cawe yang terlihat jelas di
publik, dan resmi atas nama kepala daerah untuk kepentingan Negara. Justru yang
perlu dikhawatirkan adalah gerakan senyap dan sembunyi, yang sangat mungkin
bisa dilakukan oleh para pejabat.
"Kalau ini mainnya di depan, bisa
dilihat. Dan tentu saja, belum ada yang menjadi calon kepala daerah atau calon
Gubernur. Yang harus kita antisipasi itu adalah istilahnya 'main belakang',
operasi senyap, pasang dua kaki dan sebagainya. Yang pasti jangan sampai wacana
ini menjadi pengalihan isu yang membuat kita lalai dengan kemugnkinan
kecurangan di Pilkda dari sisi lain," pungkasnya. (**)