Gotong Royong Merupakan Saripati Pancasila
Kitakini.news - Ketua Badan Pengkajian MPR-RI, Djarot Saiful Hidayat menyebutkan, gotong royong tidak hanya memiliki makna simbolis, tetapi mempunyai arti mengedepankan kebersamaan dan semangat kekeluargaan diantara kemajemukan suku, agama, ras, budaya, kepercayaan, paham dan golongan.
Baca Juga:
"Makanya Soekarno sebagai tokoh utama penyusun Pancasila menyebutkan bahwa saripati Pancasila terletak dalam kegotoroyongan. Gotong royong berisi semangat kerja sama dan bahu membahu untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik bagi semua warga," papar Djarot, saat menggelar sosialisasi 4 Pilar Kehidupan dan Bernegara di Kelurahan Sumber Karya, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai, Sumatera Utara pada Jumat (2/06/2023).
Disebutkan legislator asal pemilihan Sumatera Utara III itu, gotong royong merupakan khas Indonesia dan tidak dimiliki bangsa
lain.
"Gotong royong merupakan kenikmatan kehidupan tertinggi didunia yang oleh Soekarno dibahasakan sebagi kebahagiaan komunal, dimana semua warga Indonesia bisa hidup berdampingan satu sama lain dengan damai dan memiliki Indonesia yang sama, karena Indonesia didirikan untuk semua masyarakat," tambah mantan calon Gubernur Sumatera Utara pada tahun 2018 itu.
Pancasila diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia sejak awal, dan sepakat menjadikan Pancasila sebagai Idiologi tunggal yang menjadi pondasi bangsa. Didalam sila-sila Pancasila, jelas terlihat bahwa bangsa Indonesia amat menghargai perbedaan paham, dan juga perbedaan agama sekalipun.
Akibatnya kekuatan.Pancasila yang menjadikan Indonesia menjadi suatu kesatuan utuh dan tidak dapat dipecahbelah oleh kepentingan apapun, termasuk kepentingan asing dalam bentuk dan tujuan apapun.
Bahkan, Pancasila menjadi benteng kokoh di tengah serangan kapitalisasi dengan jargon gobalisasi yang pada dasarnya membawa sifat individualisme mencoba untuk mengikis nilai gotong royong dan merongrong nasionalisme.
Oleh karena itu, perlu pemahaman yang sama seluruh anak bangsa, tidak hanya sekedar slogan, tetapi harus kembali masuk kedalam sensi-sendi kehidupan, dimulai sejak dini yang diawali kembali melalui penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum pendidikan tingkat dasar, menengah, atas, hingga perguruan tinggi, dalam berorganisasi dan tentunya dalam kehidupan sehari-hari.
"Jika penanaman nilai-nilai Pancasila kembali dikuatkan dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, maka tidak ada kata mustahil, Indonesia akan menjadi negara.maju dan kuat, sejahtera, makmur dan sentosa," tutup suami dari Happy Farida Djarot ini.