Anies Diskusi Isu Keadilan Bersama Puluhan Pendeta di Siantar

Kitakini.news - Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan berkunjung ke Pematangsiantar, Sumatera Utara, Jumat (3/11/2023). Kunjungan tersebut bertujuan untuk berdiskusi dengan puluhan pendeta dan simpatisan mengenai isu keadilan.

Baca Juga:

• Anies Baswedan Kenang Marissa Haque: Sosok yang Dedikatif di Dunia Hiburan dan Politik
• Gagal Ikut Pilkada 2024, Anies Baswedan Fokus Rencana Bentuk Partai Politik Baru
• Ulang Tahun ke-63, Presiden Jokowi Dapat Ucapan dari Prabowo, Anies Baswedan dan Anwar Ibrahim

Anies tiba di Pematangsiantar dan langsung menuju kedai kopi Kok Tong untuk bertemu dengan para pendeta dan simpatisan, sebelum memulai diskusi.

Anies menyapa para pendeta dengan berbicara dalam bahasa Batak, menciptakan kedekatan dengan masyarakat setempat.

Sambil menikmati kopi khas Pematangsiantar, Anies berdiskusi dengan para pendeta mengenai keadilan dalam kepemimpinan negara. Ia menyoroti masalah ketidaksetaraan yang masih dihadapi oleh masyarakat, terutama mereka yang berada dalam kelompok ekonomi bawah.

Anies Baswedan menyampaikan terima kasih kepada para tokoh agama, khususnya pendeta yang hadir dalam pertemuan tersebut. Ia mengakui peran penting mereka sebagai pengayom bagi jemaat dan penjaga ketenangan dalam masyarakat.

Selain itu, Anies juga menekankan bahwa saat ini masyarakat Indonesia masih merasakan ketidaksetaraan dan ketidakadilan. Ia berjanji untuk bekerja keras dalam mendukung isu-isu keadilan yang ada di masyarakat.

Dalam kunjungan ini, Anies Baswedan juga menyampaikan rencananya untuk mendirikan stadion sepakbola berstandar FIFA di Sumatera Utara. Dengan langkah ini, ia berharap masyarakat Sumatera Utara akan memiliki fasilitas olahraga yang setara dengan standar internasional, memberikan peluang bagi perkembangan olahraga di daerah tersebut.

Kunjungan Anies Baswedan ke Pematangsiantar ini menjadi momen penting dalam perjalanan Kunjungan sebagai calon presiden, di mana isu keadilan dan pembangunan infrastruktur menjadi sorotan utama dalam pertemuan dengan para pendeta dan simpatisan.