Sunaryo Temukan Pupuk Kelapa Sawit Berkualitas Tinggi
Kitakini.news -Langka dan mahalnya harga pupuk kelapa sawit, membuat warga kesulitan membeli. Namun, berbeda dengan Sunaryo, seorang petani kelapa sawit di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.
Baca Juga:
Sunaryo menemukan pupuk
kelapa sawit berkualitas tinggi. Pupuk diberi nama Pupuk Organik Sitiung (POS)
ini meningkatkan produksi hasil buah kelapa sawit.
Ditemui di kediamannya,
Selasa (18/6/2024), Sunaryo mengungkapkan dengan memanfaatkan limbah ampas
sawit atau limbah dari pabrik minyak sawit, petani kelapa sawit di Kecamatan
Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, mampu mengubah menjadi pupuk
organik yang sangat bagus dan bernilai tinggi.
Terinspirasi dari masyarakat
Kabupaten Dharmasraya, mayoritas sebagai petani sawit dan mereka mengeluhkan
hasil panennya yang tidak maksimal, Sunaryo berhasil menemukan pupuk oraganik
tersebut.
Masyarakat kesulitan
mendapatkan pupuk karena harga pupuk tinggi, ketersediaannya pun sering
mengalami kelangkaan. Sehingga kebun masyarakat menjadi tak terurus dan rusak
karena tak mampu membeli pupuk dengan harga tinggi.
Saat ini, untuk mendapatkan
sekarung pupuk tanpa subsidi, petani harus mengeluarkan uang Rp 750 ribu hingga
Rp 900 ribu per karung. Hal itu pun sulit ditemukan dan sering mengalami
kelangkaan.
Sunaryo (57 tahun), asal
Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, melakukan inovasi membuat pupuk
organik dari ampas kelapa sawit.
Saat ini, dia berhasil
membuat pupuk organik yang sangat bagus untuk tanaman sawit. Kini, pupuk
organik yang dibuatnya ini mulai jadi pilihan petani di Kabupaten Dharmasraya.
Pupuk Organik Sitiung (POS)
ini, mampu memperbaiki dan meningkatkan hasil panen masyarakat, bahkan mampu
menaikkan hasil panen petani sampai tiga kali lipat.
Sekalipun bila digunakan
pada tanaman yang sudah terlanjur rusak pun tetap mampu memperbaiki hasil
petani.
Untuk harga sekarung pupuk,
Sunaryo menjualnya Rp 180 ribu atau empat kali lipat lebih murah dari harga pupuk
kimia yang ada di pasaran.
Sudah banyak petani yang
telah menggunakan pupuk buatan Sunaryo ini. Selain menyehatkan pokok dan daun
sawit yang rusak, pupuk pos ini juga menambah berat buah sawit saat ditimbang
bila dibandingkan dengan buah sawit yang tidak menggunakan pupuk pos ini.
Misalnya, Teguh, petani
kelapa sawit di Dharmasraya, sudah tiga tahun menggunakan pupuk organik sitiung
buatan Sunaryo ini.
Hasil panennya meningkat
sampai tiga kali lipat, jika dibandingkan menggunakan pupuk kimia sebelumnya.
Dalam sehari, Sunaryo mampu
memproduksi hingga 100 karung, dengan memperkerjakan 4 orang anak buahnya.
Setiap bulannya, ia mampu meraup keuntungan sampai Rp 50 juta.
Kini pupuk organik dari
sampah pabrik sawit ini, sudah banyak yang dipesan dari luar propinsi seperti
Riau dan Jambi.
Termasuk beberapa perusahaan
perkebunan sawit yang ada di Sumbar, sudah beralih menggunakan pupuk organik
sitiung ini.
Kini pupuk buatan Sunaryo ini masuk nominasi sebagai proklim lestari dari kementerian lingkungan hidup, karena dianggap telah memberikan manfaat banyak bagi petani dan pabrik penghasil limbah.