Megibung, Tradisi Buka Puasa di Bali

Melansir berbagai sumber, Kamis (13/3/2025) secara nyata ttadisi ini bisa dilihat di Masjid Baitul Makmur di Monang-maning, Desa Tegal Harum, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali.
Baca Juga:
"Tradisi megibung ini dilakukan tiga kali dalam Bulan Ramadan di Masjid Baitul Makmur," kata Yus Subianto, panitia sekaligus pengurus Masjid Baitul Makmur.
Menu megibung yang disiapkan adalah nasi kebuli sapi yaitu nasi biryani dengan rempah-rempah khas dengan daging sapi yang empuk dan ditambah sayur mayur sebagai lalapan dan juga sambel serta kerupuk.
Menu nikmat itu, diletakkan di atas daun pisang yang dibawanya dilapisi plastik lalu diletakkan berbaris memanjang.
Tradisi megibung adalah ciri khas masyarakat setempat saat menjalani buka puasa bersama di masjid tersebut, yakni dengan melakukan makan bersama.
Sebelum melakukan tradisi megibung ini, para jamaah awalnya berkumpul di halaman masjid dengan duduk bersila dan telah disiapkan takjil.
Takjil biasanya adalah kurma dan segala jajanan pasar serta ada minuman penyegar seperti es buah dan minuman wedang uwuh hangat yang terbuat dari rempah-rempah.
Para jamaah laki-laki dan perempuan tidak berkumpul, mereka terpisah dan diberi pembatas.
Saat azan magrib berkumandang, mereka berbuka puasa bersama dengan takjil dan aneka jajanan pasar yang telah disiapkan.
Usai membatalkan puasa, para jamaah bergegas menuju tempat wudu dan melaksanakan salat magrib berjamaah.
Setelah melaksanakan salat magrib, ratusan jamaah lalu menuju tempat megibung yang telah disiapkan sejak sore oleh panitia yang berada di lantai dasar.
"Ramadhan ini kita lakukan tiga kali untuk megibung ini. Nanti ada menu yang berbeda-beda," ujar Yus Subianto.
Yus mengatakan biaya berasal dari sumbangan dari para jamaah yang bermukim di sekitar rumah ibadah itu maupun di luar Bali.
"Sebenarnya tradisi megibung ini sudah ada sejak dulu tapi tidak (seramai sekarang). Dan sebenarnya sejak masjid ini ada sudah ada tradisi megibung dan sekarang lebih banyak yang kita buat," ujarnya.
Yus mengatakan megibung sejatinya adalah tradisi warga asli Bali yang dimulai dari masak masakan khas traditional Bali secara bersama-sama, baik itu nasi maupun lauknya. Masakan itu lalu disajikan di satu lokasi, dan dimakan bersama-sama.
"Kita Muslim yang ikut di Bali tetap jadi orang Bali yang berakidah Islam tapi tradisinya kita tetap junjung tinggi," pungkas Yus.

Asren Nasution Apresiasi IWABA Medan Berikan Bantuan ke UPTD Anak dan Balita

Direktur Persiba Balikpapan Ditangkap! Diduga Bandar Narkoba, Polisi Selidiki Aliran Dana

Pantai Kelingking Terbaik Nomor Dua di Asia

Kebiasaan yang Bikin Berat Badan Naik saat Ramadhan

Jemunak, Kuliner Khas Ramadhan dari Muntilan
