Bukannya Turun, Pasca Ramadan Harga Cabai Merah Sentuh Rp 100 Ribu/Kg
Ketua Tim Pemantau Harga Pasar Sumut Gunawan Benjamin mengakui pergerakan harga ini. Dia bilang, berdasarkan pantauan, harga cabai merah bergerak sangat volatile sejak awal pekan ini. Dimana sempat menyentuh Rp 85 ribu per Kg di Senin (11/3/2024), berbalik turun menjadi Rp 75 ribu di Selasa (12/3/2024). Harga kembali bergerak naik menjadi Rp 90 ribu per Kg, Rabu (13/3/2024).
Baca Juga:
"Jika menghitung rantai pasok selanjutnya (kedai sampah) maka harga cabai merah akan tembus Rp 100 ribu per Kg nya," ucap dia.
Selain harga cabai merah, ungkap dia, harga cabai rawit juga terpantau mengalami kenaikan hingga 100%. Cabai rawit yang sempat berada dikisaran Rp 40 ribu hingga 45 ribu per Kg, saat ini juga ditransaksikan dikisaran harga Rp 90 ribu per Kg nya.
"Jika menelisik pemicu kenaikan harga cabai, pasokan dari wilayah produsen Takengon seperti Pakpak Bharat, Karo dan sekitarnya serta Batubara belum mampu mengimbangi demand atau permintaan yang cukup tinggi," tuturnya.
Namun Gunawan mengaku masih optimis bahwa harga cabai masih berpeluang untuk turun dalam waktu dekat.
Disisi lainnya, harga telur ayam juga terpantau mengalami kenaikan di sejumlah pasar. Meskipun belum terjadi secara serentak, namun sejak akhir pekan kemarin sejumlah pedagang di wilayah Deli Serdang menaikkan harga jual 1 butir telur dalam rentang Rp 150 hingga Rp 200 per butirnya.
Harga bawang merah dan bawang putih juga terpantau mengalami kenaikan. Meskipun belum serentak, terjadi kenaikan di sejumlah pedagang sekitar Rp 4 ribu hingga Rp 6 ribu per Kg nya. Harga bawang merah dan bawang putih untuk wilayah Kota Medan dan sekitarnya ditransaksikan dikisaran level Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per Kg nya.
"Pemerintah perlu mewaspadai kenaikan dari satu komoditas, yang berpeluang memicu kenaikan harga komoditas pangan lainnya. Seperti kenaikan harga daging ayam yang berpotensi memicu kenaikan harga pangan subtitusi seperti telur ayam, tahu/tempe dan ikan segar. Harga telur ayam yang naik belakangan ini, saya menilai salah satu pemicunya adalah kenaikan harga daging ayam," jelas dia.
Jadi diluar faktor penurunan produksi, kenaikan biaya agro input atau input produksi, kenaikan biaya distribusi, hingga tingginya permintaan atau demand. Maka ada kenaikan harga yang diakibatkan kenaikan harga komoditas subtitusinya.
"Muaranya adalah kenaikan demand atau permintaan komoditas itu sendiri seperti yang terjadi pada kenaikan harga telur, setelah harga daging ayam mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebelumnya," tandasnya.